Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah sepatu-sepatu yang mengubah sejarah dunia

Sejak jaman dahulu atau masa sebelum Masehi, manusia sudah menggunakan alas kaki untuk melindungi diri. Bukan itu saja di masa lalu sepatu dianggap bisa mempercantik penampilan orang yang memakainya dan yang tak kalah penting sebagai simbol status sosial.  Tapi tahukah anda, sepatu ternyata memegang peranan penting yang mengubah sejarah dunia.

Inilah sepatu-sepatu yang mengubah sejarah dunia
















Sendal emas  ( Sekitar 30 SM - 300 M)
 

Pada masa sekitar 30 SM - 300 M, alas kaki menjadi salah satu bentuk atau simbol status yang kuat. Pada zaman Mesir Romawi, orang yang mengenakan sandal yang dihiasi dengan daun-daun emas yang murni dianggap sebagai orang yang memiliki pengaruh yang cukup kuat.  


Sepatu Poulaine (1375 - 1400)
 

Pada masa abad pertengahan, para penggemar fashion di Eropa tidak begitu mempedulikan pada hak sepatu. Mereka lebih terobsesi pada sepatu sempit dengan tumit yang panjang dan runcing yang terbuat dari kulit.


sepatu poulaine


Sepatu ini kemungkinan digunakan oleh kalangan menengah ke atas karan para bangsawan pada masa itu lebih senang menggunakan enis yang lebih rumit.
Kegemaran akan sepatu lancip itu melanda seluruh Eropa sampai akhir abad ke-14. 
 

Agar bentuk tidak berubah, di bagian ujungnya yang lancip biasanya akan diisi lumut. Sepatu ini kemudian dilipat ke atas agar pemakainya bisa berjalan, namun tetap saja penggunanya bisa alami masalah sakit kaki.

Mojari Emas (1790 - 1820 )

 
 

Mojari yang kemungkinan dibuat di Hyderabad, India pada tahun 1790 - 1820 adalah sebuah sandal khusus laki-laki yang terkesan mewah. Bagian atas sandal itu dibuat dari kulit yang seluruhnya dibordir emas, sedangkan bagian lainnya diberi hiasan disain emas dengan batu permata yang berharga seperti berlian, zamrud dan delima.  

Sepatu Geta (1880 - 1900)
 

Pada masa itu, sepatu menjadi sebuah senjata yang paling penting dalam memikat hati orang lain. PSK dalam lukisan Manet, Olumpia (1863) hanya mengenakan pita hitam di leher dengan satu selop berhak tinggi di kaki kirinya.



Pada masa feodalisme Jepang, para wanita penggemar kelas tinggi, oiran, akan mengenakan geta tradisional seperti yang tampak dalam foto.


Sepatu Geta ini dibuat dari bahan kayu dan beludru, dan tingginya bisa lebih dari 20 cm. Para pemakai sepatu ini umumnya akan bergerak perlahan sambil menyeret kakinya agar lebih mudah dilihat oleh para pria.


Sepatu balet merah (1948)
 

Selain menjadi simbol atau obyek kekuasaan, sepatu juga bisa menjadi sebuah obyek fantasi. Sepatu menjadi berperan penting dalam cerita dan dongeng-dongen, misalnya pada waktu Cinderela bisa memakai sepatu kaca yang membuatnya naik derajad dari seorang pembantu menjadi seorang putri. Cerita lain adalah tentang seorang penguasa Mesir, gadis budaya Yunani dan 'menguji ukuran sandal'. 










Dalam dunia nyata, sepatu balet merah yang terbuat dari kain satin sutra dan kulit ini sengaja dibuat khusus untuk Moira Shearer yang membintangi film 'The Red Shoes' arahan Michael Powell dan Emeric Pressburger pada tahun 1948. Film ini sendiri berdasarkan pada dongeng Hans Christian Andersen atau HC Andersen. 







Bakiak khusus mandi (Abad ke-19)
 

Dimulai pada abad ke-16, pria dan wanita dari Kerajaan Ottoman sering mengunjungi hammam atau tempat pemandian umum. Di tempat tersebut mereka biasa menggunakan bakiak mandi atau qabâqib (bhs Arab).










Pada mulanya bakiak mandi ini digunakan oleh pemakainya agar bisa berjalan di atas lantai yang kotor, panas dan licin namun barang ini kemudian menjadi tren fashion, seperti sepasang qabâqib tinggi yang terbuat dari kayu yang digunakan di Mesir pada abad ke-19 ini.
 

Dengan menggunakan hiasan kerang dan logam, bakiak dengan tinggi 28,5 cm ini menjadi sepatu paling tinggi dalam sebah pameran terbaru berjudul Shoes:Pleasure and Pain, di Museum V&A's di London. 


Sendal Bertrami Imelda Marcos (1987 - 1992)
 

Sudah bukan rahasia dunia lagi kalau sosok mantan ibunegara Imelda Marcos janda dari mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos dikenal sebagai seorang yang gila sepatu.



Imelda yang lahir pada tahun 1929, telah mengumpulkan sedikitnya 3000 pasang sepatu termasuk sebuah sandal berhak tinggi yang dihiasai bordir hitam dan batu permata ini. 


Sepatu Gillie (1993) 

Pada tahun 1993 muncul sepasang sepatu berhak tinggi yang kemudian menjadi terkenal hingga mancanegara.  Sepatu Gillie yang berhak tinggi itu hasil rancangan desainer kenamaan Inggris Vivienne Westwood yang dibuat dari bahan kulit asli dan kulit buaya buatan berwarna biru dengan hak setinggi 21 cm. 




Pada tahun yang sama, supermodel Naomi Campbell menggunakannya di panggung Westwood dalam ajang Paris Fashion Week. Saking tingginya, Naomi sempat terjatuh di catwalk sewaktu menggunakannya.


Sejak saat itu mulailah bermunculan sepatu berbagai model dengan hak yang sangat tinggi dan menjadi tren di kalangan wanita hingga kini.