Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Charlie Hebdo ejek foto Aylan Kurdi dalam edisi terbarunya

Charlie Hebdo lagi-lagi membuat ulah kontroversial, kali ini tabloid satir yang berkantor di Perancis itu mengeluarkan kartun yang mengejek kematian bocah imigran asal Suriah, Aylan Kurdi  yang tewas tenggelam saat perahu yang dinaikinya bersama ayah dan saudaranya tenggelam di perairan Turki. 
Charlie Hebdo ejek foto Aylan Kurdi

Bocah yang meninggal dalam usia tiga tahun itu kini menjadi simbol krisis imigran setelah tubuh kecilnya ditemukan tergetelak tak bernyawa dengan mengenakan kaos merah dan celana pendek. Foto-foto penemuan mayatnya itu kemudian beredar luas secara viral dan sempat menghebohkan dunia.
 

Namun tanggapan sinis muncul dari harian Charlie Hebdo, dalam edisi terbarunya, majalah satir di Perancis itu tampak jelas mengejek kematian bocah tersebut dengan memberikan judul "So Close to Goal,". Selain itu media itupun menyebut kalau insiden dua pekan lalu itu adalah hasil kebodohan para pengungsi dengan memuat gambar mayat bocah tersebut yang tertelungkup pasir tepat di bawah papan iklan bergambar McDonald's yang bertuliskan "Two Children's menus for the price of one" yang berarti "Promo, Sedia dua bocah untuk satu harga". 

Sedangkan kartun lainnya mengolok-olok agama yang dianut Aylan, dengan menggambarkan sosok mirip Yesus dengan tulisan "Kristen bisa berjalan di atas air" dan gambar seorang anak kecil yang tenggelam dengan kaki di atas air di sebelah tulisan "Anak-anak Muslim tenggelam". Gambar tersebut diberi judul "The Proof that Europe is Christian". 


Akibat ulahnya itu, rata-rata pengguna internet di dunia mengecam Charlie Hebdo atas ejekan sinisnya soal pengungsi Suriah.  "Tidak ada lagi yang lebih memuakkan dari kartun menghina anak yang tewas," tulis akun @zesfaye.
 

Sejak dua dekade terakhir ini, Charlie Hebdo sering memuat kartun-kartun kontroversial dan membahas topik-topik sensitif. Sebagian besar obyek yang menjadi bahan lelucon mereka adalah agama. Puncaknya pada bulan Januari lalu, kantor majalah ini diserang oleh kelompok radikal Islam yang marah karena Nabi Muhammad dijadikan bahan lelucon. Dalam peristiwa tersebut, delapan staff redaksi mati tertembak. 

Aylan Kurdi, seorang bocah pengungsi asal Suriah yang foto-foto kematiannya menyebar ke seluruh dunia hanya dalam hitungan jam, membuat para pemimpin di Eropa melonggarkan peraturan mereka tentang imigrasi untuk tujuan agar para pengungsi Suriah ini mendapatkan perlindungan yang layak. Dan tampaknya Charlie menolaknya.