Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Taj Mahal, monumen cinta dan kasih sayang suami yang rindukan istrinya

Bangunan berwarna putih itu tampak berdiri megah di tengah taman yang cukup luas. Siapa sangka kalau bangunan yang disebut sebagai Taj Mahal itu ternyata menyimpan kisah sedih dari seorang suami yang merindukan istri yang sangat dicintainya yang telah pergi. 


Taj Mahal


Taj Mahal terletak di Agra, India. Bangunan ini dibangun atas keinginan kaisar Mughal waktu itu yaitu Kaisar Shah Jahan atau Shahabuddin Muhammad Shah Jahan (Al Sultan al Azam wal Khaqan al Mukarram, Abu'l Muzaffar Shihabuddin Muhammad, Sahib-i-Qiran-i-Sani, Shah Jahan I Padshah Ghazi Zillu'llah [Firdaus-Ashiyani]).  


Shah Jahan (5 Januari 1592 - 2 Januari 1666) adalah seorang raja ke-5 dari Dinasti Mughal di India. Ayahnya adalah Jahangir (Nuruddin Mohammad Salim) putra Kaisar Mugal ke-4, Jalalludin Muhammad Akbar dan Jodhabai (Rajkumari Hira Kunwari). Sebagai cucu dari Raja Akbar, ia juga dikenal sebagai salah seorang kaisar dari kekaisaran Mughal yang memiliki kekayaan terbesar selama masa kejayaannya. 

Shah Jahan memerintah antara tahun 1627 -1658, pembangunan mausoleum Taj Mahal ditujukan untuk mengenang permaisurinya yang bernama Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal yang meninggal dunia pada tahun 1631 setelah melahirkan anak ke-14 mereka, Gauhara Begum.  

Kisah cinta keduanya sangat romantis, yang diawali dengan pertemuan Shah Jahan dengan seorang gadis penjaja kain sutera dan manik-manik saat ia sedang berjalan-jalan di Meena Bazaar. Shah Jahan jatuh hati pada gadis yang kemudian diketahui bernama Mumtaz ul Zamani, cucu dari bangsawan Persia, Arjumand Bagu Begum. Meski mencintainya, namun Shah Jahan harus menunggu hingga 5 tahun kemudian untuk bisa menikahi Mumtaz ul Zamani. Pada tahun 1612, mereka kemudian menikah. 



Mumtaz ul Zamani


Setalah tahun 1628, Shah Jahan diangkat menjadi raja sedangkan Mumtaz ul Zamani mendapat julukan Mumtaz Mahal yang berarti "Jewel of the Palace" atau "Permata dari Istana". Walaupun saat itu raja sudah memiliki dua orang istri, namun ia sangat mencintai dan menyayangi Mumtaz Mahal. Mumtaz selalu menemani kemanapun raja pergi, baik di dalam istana dan di perjalanan sang Raja. 

Pada saat melahirkan anaknya yang ke 14 (seorang puteri) pada tahun 1631, Mumtaz Mahal meninggal karena alami komplikasi. Raja Shah Jahan sangat bersedih atas kematian istri yang sangat disayanginya itu, sehingga ia pun berjanji tidak akan pernah menikah lagi dan akan membangunkan sebuah makam termegah di atas kuburannya. 

Beberapa waktu kemudian, Shah Jahan memerintahkan Ustad Ahmad membuat sebuah bangunan yang paling megah untuk dipersembahkan pada mendiang istrinya. Dalam pembangunannya, Ustad Ahmad mengumpulkan sekitar 20.000 orang pekerja yang terdir idari para tukang batu, tukang emas, dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia. 
Bangunan itu akhirnya selesai dibangun dengan bumbung, kubah dan menara yang terbuat dari marmer putih, dan dilengkapi dengan seni mozaik yang sangat indah. Untuk menambah keindahan, bangunan ini dihiasi pula dengan 43 jenis batu permata, termasuk berlian, jed, kristal, topaz, dan nilam.  Berada di tengah-tengah bangunan ini terdapat makam Mumtaz Mahal. 



makam di taj mahal


Pada awalnya, bangunan Taj Mahal direncanakan berwarna hitam seluruhnya untuk menunjukkan kesedihan sang raja, namun rencana tersebut digagalkan oleh putranya, sehingga Taj Mahal kemudian menjadi berwarna putih.  Pembuatan Taj Mahal sendiri memakan waktu selama 22 tahun. Pada tahun 1983, Taj Mahal masuk sebagai situs warisan dunia UNESCO.



Kisah lain di balik Taj Mahal 

Ternyata selain kisah tersebut, ada sebuah kisah lain yang menceritakan sisi lain dari sejarah pembangunan Taj Mahal. Kisah ini diungkapkan dalam sebuah drama di India yang digelar tahun lalu. 

Seperti dilansir dari situs BBC, diceritakan bahwa Mumtaz adalah istri ketiga yang sangat disayang oleh Shah Jahan, Ia adalah seorang wanita yang cantik dan rela memiliki banyak anak dari suaminya. Tapi selain itu, Mumtaz adalah seorang pecatur yang hebat, bahkan kemampuannya bercatur jauh lebih hebat dari Shah Jahan sendiri. 



Menjelang hari kematiannya, Mumtaz yang sedang hamil tua menantang sang suami untuk bermain catur dengan mempertaruhkan tahtanya. Dan ketika sang kaisar kalah, ia pun naik tahta dan mewujudkan ambisinya yang kejam. 

Sang kaisar mulai menyadari bahwa ratunya itu harus dihentikan. Sampai akhirnya terjadilah pertengkaran memperebutkan cap kerajaan yang berakhir dengan jatuhnya Mumtaz dari tahta dan meninggal saat melahirkan.  

Kematiannya itu masih menjadi pertanyaan apakah itu sebuah kecelakaan atau apakah akibat didorong? Drama itu sendiri tidak memberikan jawabah bagaimana Mumtaz meninggal, tapi para penonton yang menyaksikannya menyimpan perasaan curiga, bahwa mungkin saja Kaisar Shah Jahan juga yang berperan dalam kematiannya, sehingga untuk mengungkapkan rasa penyesalanya ia pun membangun Taj Mahal.

Bagaimanapun itu adalah versi dramanya, karena hingga kini tidak ada tahu pasti apakah Taj Mahal dibangun atas dasar cinta atau karena penyesalan.