Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah pilu dibalik monumen anak-anak korban perang di Lidice

Tanggal 27 Mei 1942, Reindhard Heydrich, seorang pejabat tinggi Nazi Jerman yang juga Protektorat Nazi Bohemia dan Moravia, sedang dalam perjalanan menuju kantornya di Praha ketika tentara Ceko -yang dilatih Inggris- menyerangnya dengan sebuah granat. 

Serangan tersebut berhasil melukainya dengan cukup parah, dan delapan hari kemudian ia pun meninggal dunia. 

anak-anak korban perang


Reinhard Heydrich adalah salah satu perancang utama 'Holocaust" dan merupakan salah satu tokoh paling misterius dalam sejarah Nazi. Adolf Hitler sendiri menggambarkan ia sebagai 'orang dengan hati besi'. Karena itulah, menyingkirkan Heydrich adalah sebuah rencana besar yang telah lama disusun oleh pihak musuh. 

Reinhard Heydrich digranat

Sebagai bentuk balas dendam atas kematiannya, Jerman melakukan pembalasan yang cukup mengerikan. Selama beberapa hari ke depan pada masa itu, lebih dari 36.000 rumah di lebih dari 5.000 kota dan desa digeledah. Mereka menangkap sekitar 3.000 orang. Dalam satu minggu, ada sekitar 157 orang dieksekusi mati, namun korban yang paling tragis dari pembalasan dendam Jerman adalah warga desa biasa yang berprofesi sebagai petani di Lidice, yang terletak sekitar 20 km ke arah barat dari Praha, di Republik Ceko. 


Pada mulanya, Hitler hanya memerintahkan penangkapan dan eksekusi mati untuk 10.000 orang Ceko yang dipilih secara acak. Namun, gagasan Hitler itu kemudian dibatalkan karena wilayah Ceko adalah zona industri yang cukup penting bagi militer Jerman, dan membunuh para penduduknya tanpa pandang bulu bisa mengakibatkan terhambatnya produktivitas daerah tersebut.  


Karena terus mendapat tekanan untuk menangkap para pembunuh itulah Gestapo kemudian menjadikan para penduduk tak bersalah di Desa Lidice sebagai kambing hitamnya. Laporan palsu Gestapo menyebut bahwa Lidice diduga menjadi tempat persembunyian para penyerang, karena beberapa tentara Ceko, dan Inggris yang ditahan berasal dari sana. 


Pada tanggal 9 Juni 1942, saat berlangsungnya prosesi pemakaman Heydrich, sejumlah besar pasukan Jerman telah mengepung Desa Lidice, mereka memblokir semua jalan yang bisa digunakan untuk melarikan diri. Sema penduduk desa itu dikumpulkan lalu dieksekusi mati dengan cara ditembaki. Sedangkan para penduduk wanita dan anak-anak dibawa ke kamp-kamp pemusnahan (untuk dibunuh dengan gas beracun), beberapa dari anak-anak yang mereka anggap cocok, kemudian diserahkan untuk diasuh oleh para keluarga tentara (SS), kelak mereka akan di-Jermanisasi. 



Bangunan-bangunan yang ada di desa tersebut kemudian dibakar, dan sisanya dihancurkan dengan bahan peledak. Bahkan komplek pemakaman di dalam kota pun tak luput dari penghancuran pasukan Jerman, termasuk juga seluruh binatang peliharaan dan ternak. Pada akhirnya, sekitar 340 orang penduduk Lidice mati dibantai akibat balas dendam Jerman atas kematian Heydrich, dari jumlah yang mati tersebut, 192 adalah laki-laki 60 perempuan dan 38 anak-anak. Hanya tersisa 153 perempuan dan 17 anak-anak yang bisa selamat dan kembali ke kampung halamannya setelah perang berakhir. 


Kini, Desa Lidice menjadi sebuah kota yang tenang dan damai, dengan sisa-sisa reruntuhan batu dari beberapa rumah dan gereja, serta sebuah patung perunggu dari anak-anak korban kebrutalan tentara Jerman. 



Patung tersebut dikenal sebagai "The Memorial to the Childern Victim of the War", dan terdiri dari 82 buah patung perunggu berwujud anak-anak. Patung yang dibuat seorang seniman bernama Marie Uchytilova di tahun 1990-an itu tampak menatap ke arah desa mereka, Lidice.