Wah, hobi selfie ternyata bisa sebabkan rambut kutuan
Foto selfie kini menjadi kebiasaan yang digandrungi oleh para remaja-remaja di mancanegara. Kapan dan dimanapun mereka berada pastilah tak lepas dari foto-foto selfie untuk sekedar berbagi atau mengabadikan momen. Tapi tahukah anda kalau selfie ternyata bisa menjadi penyebab utama rambut banyak kutunya!.
Selfie bisa buat rambut kutuan bukan sekedar omong kosong, karena hal ini terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sharon Rink, seorang ahli fisika dari Wisconsin, Amerika. Dalam penelitiannya itu, Sharon mengungkapkan bahwa kutu rambut seorang bisa dengan mudah menyebar ke rambut yang lainnya dengan cara foto selfie bersama.
"Kutu bisa melompat, karena itu para remaja biasanya yang lebih sering terkena kutu jika menggunakan topi atau aksesoris rambut yang sama," kata Sharon, "Namun sekarang ini, kutu bisa berpindah dari satu kepala ke kepala lainnya dengan cara yang mudah, yaitu saat selfie."
Apa yang diungkapkan oleh Sharon diperkuat oleh Marcy McQuillan, seorang ahli dalam pengobatan kutu. "semakin banyak remaja yang selfie, semakin banyak pula jumlah pasien (penderita kutu) di kalangan remaja," ujarnya.
Bukan itu saja, sebuah studi terbari di Amerika yang meneliti kumpuluan kutu dari 30 negara menemukan bahwa sampel kutu yang berasal dari 25 negara bagian di Amerika memiliki tiga mutasi genetik. Hal itulah yang kemudian membuat kutu semakin sulit diobati dan kebal terhadap zat insektisida piretroid.
Selfie bisa buat rambut kutuan bukan sekedar omong kosong, karena hal ini terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sharon Rink, seorang ahli fisika dari Wisconsin, Amerika. Dalam penelitiannya itu, Sharon mengungkapkan bahwa kutu rambut seorang bisa dengan mudah menyebar ke rambut yang lainnya dengan cara foto selfie bersama.
"Kutu bisa melompat, karena itu para remaja biasanya yang lebih sering terkena kutu jika menggunakan topi atau aksesoris rambut yang sama," kata Sharon, "Namun sekarang ini, kutu bisa berpindah dari satu kepala ke kepala lainnya dengan cara yang mudah, yaitu saat selfie."
Apa yang diungkapkan oleh Sharon diperkuat oleh Marcy McQuillan, seorang ahli dalam pengobatan kutu. "semakin banyak remaja yang selfie, semakin banyak pula jumlah pasien (penderita kutu) di kalangan remaja," ujarnya.
Bukan itu saja, sebuah studi terbari di Amerika yang meneliti kumpuluan kutu dari 30 negara menemukan bahwa sampel kutu yang berasal dari 25 negara bagian di Amerika memiliki tiga mutasi genetik. Hal itulah yang kemudian membuat kutu semakin sulit diobati dan kebal terhadap zat insektisida piretroid.