Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita mistis dari Kampung Pulo

Kampung Pulo adalah nama sebuah tempat di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur yang kini sedang ramai diberitakan mengenai penggusuran untuk menormalisasi Kali Ciliwung. Setiap tahunnya, kawasan ini memang sering menjadi langganan banjir akibat penyempitan sungai menjadi pemukiman. Namun dibalik itu semua, ada cerita-cerita mistis terkait wilayah tersebut.  

Cerita mistis di Kampung Pulo



Masyarakat setempat percaya bahwa Kampung Pulo memiliki 'penjaga'. Hal ini pun sudah diyakini selama bertahun-tahun. Penjaga Kampung Pulo yang pertama berasal dari Legenda Kali Ciliwung yaitu Buaya Buntung. Buaya ini tidak kasat mata dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat dan mendeteksi keberadaannya. Biasanya pula, mahluk ini akan muncul jika ada peristiwa-peristiwa besar untuk mengingatkan warga Kampung Pulo. 


Mengenai keberadaan buaya buntung ini banyak cerita-cerita yang menyertainya, terutama pada saat banjir besar tahun 1996, 2002, dan 2007. Banyak warga yang mengaku melihat buaya buntung tersebut beberapa sebelum banjir besar melanda pemukiman mereka. 


buaya buntung


Entah apa ada hubungannya mitos buaya buntung di Kampung Pulo dengan mitos yang sama yang berasal daerah Cimanggu Bogor. tidak dikeahui dengan pasti. Namun menurut cerita yang disampaikan dalam tulisan di www.bogorheritage.net ( Si Buntung, kisah Urban Legend dari Cimanggu ) , disebutkan bahwa buaya buntung yang sebelumnya menghuni Sungai Cipakancilan itu telah pindah ke Sungai CIliwung yang melintasi Jatinegara. 


Kisah lain mengenai 'penjaga' Kampung Pulo adalah mitos dua mahluk halus yang bernama Si Gagu dan Si Sengkok. Dua mahluk halus ini bertugas menjaga harta benda dari warga.  Cerita-cerita yang mengiringi keberadaan mahluk itu pun tak kalah merindingnya. Misalnya saja cerita mengenai maling motor yang pernah terjadi pada tahun 2001. Pada waktu itu, seorang maling motor yang coba-coba menggasak kendaraan milik warga tidak bisa keluar dari daerah tersebut dan hanya keliling-keliling lokasi saja akibat ulah Si Gagu dan Si Sengkok.  Saat menemukan jalan keluar malah yang dilihat oleh maling itu adalah sebuah pintu gerbang dengan orang tinggi besar yang tidak mengizinkan dirinya untuk kabur. Padahal di Kampung Pulo tidak ada gerbang atau pintu masuk di sana. 


Kisah-kisah mistis itu yang masih dipercaya oleh penduduk sekitar Kampung Pulo. Setelah penggusuran ini, apakah mitos-mitos tersebut masih akan tetap diyakini. Hanya Tuhan yang tahu.