Mitos-mitos seputar kucing yang beredar di masyarakat
Kucing adalah hewan yang cukup akrab dengan kehidupan manusia, namun meski bukan termasuk hewan yang dikeramatkan akan tetapi sejak jaman dahulu kucing dikenal sebagai pemberi tanda atau isyarat akan kejadian-kejadian yang sedang terjadi atau yang akan datang.
Kita memang hidup di dalam lingkungan masyarakat yang masih mempercayai mistis, namun tidak berarti kita harus ikut-ikutan mempercayainya jika keyakinan kita menyebutkan lain.
Nenek moyang kita pada aman dahulu memang memiliki kebiasaan melihat, mencermati, lalu menafsirkan berbagai tanda-tanda alam dengan perilak dari hewan-hewan di sekelilingnya.
Selain itu nenek moyang kita pun sangat percaya bahwa tanda-tanda alam tersebut mengandung pelajaran atau hikmah yang sangat berharga. Dengan kata lain sesuatu peristiwa yang tampak (terlihat) sebenarnya menyimpan makna secara metafisik (tidak terlihat).
Peristiwa-peristiwa mistis yang terjadi pun kadang dikait-kaitkan dengan keberadaan hewan-hewan seperti kucing atau burung kedasih, namun hal tersebut jangan lantas membuat kita percaya begitu saja, karena ada kalanya hewan-hewan tersebut berperilaku demikian lantaran sudah menjadi sifat dan karakter alaminya.
Boleh percaya boleh tidak tapi sebaiknya jadikan hanya sebagai hiburan dan pengetahuan saja, berikut ini beberapa mitos-mitos seputar bahasa tubuh kucing yang selama ini beredar di masyarakat kita, (إن شاء الله).
Kita memang hidup di dalam lingkungan masyarakat yang masih mempercayai mistis, namun tidak berarti kita harus ikut-ikutan mempercayainya jika keyakinan kita menyebutkan lain.
Nenek moyang kita pada aman dahulu memang memiliki kebiasaan melihat, mencermati, lalu menafsirkan berbagai tanda-tanda alam dengan perilak dari hewan-hewan di sekelilingnya.
Selain itu nenek moyang kita pun sangat percaya bahwa tanda-tanda alam tersebut mengandung pelajaran atau hikmah yang sangat berharga. Dengan kata lain sesuatu peristiwa yang tampak (terlihat) sebenarnya menyimpan makna secara metafisik (tidak terlihat).
Peristiwa-peristiwa mistis yang terjadi pun kadang dikait-kaitkan dengan keberadaan hewan-hewan seperti kucing atau burung kedasih, namun hal tersebut jangan lantas membuat kita percaya begitu saja, karena ada kalanya hewan-hewan tersebut berperilaku demikian lantaran sudah menjadi sifat dan karakter alaminya.
Boleh percaya boleh tidak tapi sebaiknya jadikan hanya sebagai hiburan dan pengetahuan saja, berikut ini beberapa mitos-mitos seputar bahasa tubuh kucing yang selama ini beredar di masyarakat kita, (إن شاء الله).
- Jika seekor kucing memandang tanpa berkedip kepada si majikan, maka yang memelihara akan memperoleh rejeki
- Jika seekor kucing duduk tidak bergerak di hadapan majikan, maka yang memelihara akan memperoleh anugrah.
- Jika tidak pergi dari sudut rumah atau bertempat di situ, pertanda si majikan akan memperoleh keuntungan.
- Jika bertempat tinggal secara bergantian dari empat sudut rumah, pertanda si majikan akan memperoleh anugrah besar.
- Jika tidur di atas ikat kepala, sorban, iket, baju majikan, maka yang memelihara akan memperoleh uang halal.
- Jika kucing bergulung akan mendapat fitnah dari orang.
- Jika menunjukkan kukunya kepada si majikan, menjadi pertanda akan ada penjahat yang menginginkan harta benda si majikan.
- Berbulu putih dan pada bagian dada sampai punggung ada warna hitam (tembong) namanya kucing Sanggabuwana. Tidak baik dipelihara, yang memelihara selalu menderita sakit.
- Berbulu hitam mulus dan panjang ekornya, namanya kucing Putrakajantaka, tidak baik dipelihara. Berwatak selalu menumpahkan darah. Si pemeliharanya sering memperoleh musibah.
- Berbulu kembang asem, attau coklat muda, panjang ekornya/bundel. Namanya kucing Bramapati. Bersifat tidak baik yang memelihara sering kehilangan dan boros. Akan tetapi jika ekornya bundel, dan ekornya berwarna bule ada juga baiknya. Walau yang memelihara boros, tetapi berwatak menuntut pada kebaikan.
- Kucing yang berbulu apa saja tetapi di bagian kepala, dada serta punggungnya ada usar-usarnya, namanya kucing Candramawa. Bersifat amat baik, si pemelihara akan memperoleh keuntungan serta kemuliaan.
- Kucing yang bisu, berwarna apa saja, namanya Wisnutapa. Bersifat baik, yang memelihara akan tercapai segala yang diinginkannya serta mendapat keselamatan.
- Kucing yang ke empat buah kakinya berwarna hitam, namanya Witanaba. Bersifat baik yang memelihara memperoleh keselamatan.
- Kucing yang keempat telapak kakinya dapat mencapai kepala, dikenal dengan sebutan Kusumawibawa, bersifat baik, yang memelihara akan banyak memperoleh rejeki.
- Kucing yang berwarna hitam, dan di lambung kiri tembong putih, dikenal dengan sebutan Wulantumanggal. Bersifat baik, si pemilik akan memperoleh apa yang diinginkah serta memperoleh keselamatan.
- Kucing yang berwarna putih, namun dari kepala sampai dada ada galer atau garis berwarna hitam, dikenal dengan sebutan Janggamengku, artinya bersifat baik, yang bermakna si pemelihara akan memperoleh banyak keberuntungan dan keselamatan.
Selain dari tanda-tanda atau bahasa tubuh kucing yang diartikan dalam berbagai peristiwa ada lagi mitos-mitos di seputar kucing yang masih berlaku hingga saat ini, di antaranya:
- Bila Anda bertemu dengan kucing berbulu hitam pekat dan berjalan melintasi jalan Anda, maka urusan yang Anda lakukan akan sia-sia.
- Bila menabrak kucing sampai mati maka dipercaya akan mendapat kesialan, namun jika Anda menguburkan kucing tersebut dengan baik maka tidak akan terjadi apa-apa.
- Apabila menabrak kucing sampai terluka maka dalam waktu dekat si penabrak tersebut akan terserang penyakit berat kecuali bila kucing tersebut diobati.
- Jika menemukan kucing beranak tujuh maka ia akan segera menjadi orang kaya raya.
- Jika datang kucing tidak bertuan dan betah tinggal di rumah Anda maka pemilik rumah akan mengalami nasib mujur.
- Jika kucing peliharaan Anda beranak belang tiga maka Anda akan mendapat rejeki besar dalam waktu dekat.
- Kalau kucing peliharaan menjilati kaki majikan, maka akan ada salah satu anggota keluarga yang mendapatkan rezeki dalam waktu dekat. Ini berlaku jika kucing tersebut tidak suka atau bahkan tidak pernah menjilati kaki majikan.
Dilansir dari berbagai sumber