Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah foto-foto menyentuh pemenang Pulitzer

Sebuah foto berisi lebih dari sekedar gambar, foto bisa mengandung makna yang sangat dalam terutama jika foto tersebut didambil dalam kondisi yang mengenaskan.   

Seperti foto-foto berikut yang tidak hanya sekedar gambar saja, namun juga memiliki cerita lain di baliknya yaitu rasa kemanusiaan

Berikut beberapa foto-foto terkenal sepanjang masa yang berhasil meraih penghargaan tertinggi bidang fotographi "Pulitzer". 

1. Mayat tentara Jepang 


Foto di atas mengisahkan mayat-mayat tentara Jepang yang tewas di sekitar kotak obat-obatan ketika mereka dibombardir musuh di Pulau Tarawa, Pasifik Selatan pada 11 November 1943, selama berlangsungnya Perang Dunia II. Foto diambil oleh Frank Filan dan berhasil mendapatkan penghargaan Pulitzer tahun 1944.

2. Merayap di jembatan rusak 


Foto yang diambil pada 4 Desember 1950 ini mengisahkan ribuan warga dari Pyongyang, Korea Utara dan para pengungsi dari daerah lain yang sedang mencoba melarikan diri dengan menaiki jembatan yang hancur untuk menyebarangi Sungai Taedong guna melarikan diri sebelum kedatangan pasukan komunis China. China mulai terlibat dalam Perang Korea dengan menjadi sekutu dari Korea Utara, sedangkan pasukan AS memihak Korea Selatan. Perang ini dimulai pada 25 Juni 1950, dan berakhir pada 27 Juli 1953 dengan kesepakatan membuat garis demarkasi militer yang memisahkan Korea Utara dan Selatan. Foto oleh Max Desfor dan berhasil mendapatkan Pulitzer tahun 1951.

3. Kasih sayang ayah 


Seorang ayah menggendong tubuh anaknya yang tewas ketika Tentara Vietnam Selatan Rangers lewat dan melihat ke bawah dari kendaraan lapis baja mereka pada 19 Maret 1964. Sang anak tewas terkena peluru ketika terjadi baku tembak antara gerilyawan dengan pemerintah yang berkuasa di sebuah desa dekat perbatasan Kamboja. Foto ini diambil oleh Horst Faas dan berhasil meraih Penghargaan Pulitzer tahun 1965.

4. Tembakan sang Jenderal 



Kepala Kepolisian Nasional Vietnam Selatan, Jenderal Nguyen Ngoc Loan sedang mengeksekusi secara keji dengan pistolnya kepada orang yang dicurigai sebagai petugas Viet Cong Nguyen Van Lem (dikenal juga sebagai Bay Lop) di Jalan Saigon pada 1 Februari 1968. Gambar legendaris ini diambil oleh Eddie Adams yang membuatnya meraih pulitzer tahun 1969. Akibat foto ini, semur hidupnya sang Jenderal hidup dengan penuh kecaman, caci maki dan diasingkan.

5. Rusuh Thailand



Seorang anggot faksi politik Thailand mengayunkan kursi pada sosok tubuh mahasiswa yang tergantung tak bernyawa di luar Universitar Thammasat Bangkok pada 6 Oktober 1976. Polisi menyerbu universitas itu setelah para mahasiswa berdemo menuntut pengusiran mantan penguasa militer. Gambar ini memenangkan Pulitzer tahun 1977. 

6. Lari ketakutan


Pasukan Vietnam Selatan mengikuti anak-anak yang berlarian ketakutan setelah desa mereka mendapatkan serangan Bom Napalm dari udara yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Viet Cong pada 8 Juni 1972. Gadis yang ketakutan itu berlarian sambil merobek pakaiannya yang terbakar. Foto legendaris ini memenangkan Pulitzer tahun 1973. 

7. Menunggu 


Foto legendaris berikutnya adalah foto seorang anak Sudan yang diambil pada tahn 1993 oleh seorang fotografer Afrika Selatan Kevin Carter. Foto mengisahkan bagaimana seorang anak kecil yang kelaparan terjatuh di tanah akibat kelaparan. Anak itu sedang berusaha mendapatkan makanan dengan berjalan menuju pusat makanan selama kelaparan melanda Sudan. Sementara itu dibelakangnya seekor burung pemakan bangkai menyaksikan anak itu dari kejauhan dengan sabar. 

Foto yang mengundang emosi ini merupakan gambaran dari betapa kerasnya kondisi kehidupan anak-anak di Sudan, sebuah negara yang terkenal dengan korupsi dan kekerasan terhadap warga negara mereka sendiri. 

Kekerasan dari milisi telah meninggalkan ribuan anak yatim piatu tanpa perhatian dan perawatan. Ketidakstabilan politik merupakan konsekuensi utama untuk kelaparan dan kematian jutaan orang yang tinggal di daerah. Foto ini menjadi kontroversi besar setelah diterbitkan oleh New York Times, ia membantu masyarakat internasional menyadari kondisi kehidupan di Sudan, hal itu juga membuat PBB akhirnya menekan NGO dan segera mengambil tindakan lanjutan.

Sang fotografer Kevin Carter yang mengambil anak tersebut akhirnya bunuh diri lantaran merasa bersalah dan tertekan karena ia tidak mengetahui bagaimana nasib anak kecil ltu setelah ia mengambil gambarnya setelah tiga bulan ia mendapatkan penghargaan Pulitzer.