Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Black Death, wabah yang nyaris membuat punah Eropa

Wabah Ebola kini tengah menghantui sebagian dunia, tetapi tahukah anda bahwa berabad-abad silam pernah terjadi satu wabah besar yang nyaris membuat punah seluruh penduduk di Eropa!. 

Kisah ini terjadi pada abad ke-14, pada masa itu negara kita masih bernama Nusantara dan pada abad itu pula Prabu Hayam Wuruk dan Majapahit sedang mencapai masa keemasannya, sedangkan di Asia tengah pasukan kavaler berkuda Mongol tengah menghantui banyak negara, dan Ottoman Empire sedang berjaya dengan angkatan perangnya. Tapi pada abad 14 itu juga Eropa mengalami keterpurukan.

Abad ke-14, seluruh penduduk Eropa sedang gusar setelah muncul wadah mematikan yang telah membunuh hampir separuh penduduk Eropa ( disebutkan mencapai sepertiga tapi ada juga yang menyakini mencapai 60%). Rata-rata mereka yang terinfeksi wabah tersebut meninggal dengan tubuh yang menghitam akibat pendarahan di dalam tubuhnya, dan itu sebabnya wadah ini kemudian diberi nama Black Death (Kematian Hitam).


 Disebutkan bahwa wabah maut ini berasal dari tikus - tikus yang terbawa dari kapal dagang yang terinfeksi setelah para pedagang Eropa waktu pulang kembali dari perjalanan jauhnya mencari rempah-rempah atau perniagaan mereka. 

Black Death adalah wabah penyakit yang paling mematikan sepanjang sejarah manusia, wabah ini dengan cepat menyebar ke seluruh benua Eropa dari tahun 1348 hingga tahun 1350, dalam waktu dua tahun itu sudah separuh penduduk Eropa tewas.  


Black Death sebenarnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia Pestis, yang menyebarkan penyakit pes dan penyakit radang paru. Waba ini diduga muncul pertama kali di Asia, tepatnya di Cina sekitar 1346. Bakteri yang bermukim dalam tubuh tikus ini kemudian menginfeksi kutu-kutu dari tikus. 

Kutu-kutu tikus itu ternyata termasuk salah satu parasit yang bisa hidup di tubuh manusia, akibatnya ketika manusia terinfeksi oleh kutu tersebut, maka ia akan segera mengalami radang paru. Hampir rata-rata orang yang pertama kali terkena adalah para pedagang yang akan kembali ke Eropa, sehingga wabah ini kemudian menyebar dalam kapal dagang mereka dengan membawa bakteri mematikan tersebut pulang ke negara-negara mereka di Eropa, dan setelah sampai di negara mereka mulailah penyebaran penyakit ini melalui udara.


Asal-usul dari penyebaran penyakit ini dimulai dari Crimea, sebuah pusat perdagangan di Cina yang diserang oleh pasukan Mongol. Pasukan ini kemudian membuang mayat-mayat yang terinfeksi penyakit ini ke tengah keramaian. 

Pedagang Eropa yang kebetulan bertransaksi di sana lah yang kemudian terinfeksi dan membawa serta penyakit ini pulang ke rumah mereka  sampai terjadilah bencana besar yang telah membunuh jutaan orang yang mengalaminya. 

Akibatnya, populasi penduduk dunia berkurang dari sekitar 450 juta jiwa pada waktu itu, menjadi sekitar 350 - 375 juta jiwa pada tahun 1400. Eropa sendiri membutuhkan waktu hingga 150 tahun untuk memulihkan populasinya yang menurun drastis akibat penyebaran wabah tersebut. 

Kuburan masal penderita Black Death

Pada awal aba ke-19, penyebaran Black Death sudah mulai reda, namun pada waktu itu muncul penyakit baru yang berasal dari Asia, yaitu Kolera.  Wabah Kolera ini pun dengan cepat menyebar di seluruh kawasan Eropa dari aba ke 19 hingga aba ke-20. Meski begitu Kolera masih bisa ditanggulangi tidak separah Black Death yang langsung mematikan.