Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepenggal kisah mata-mata Mata Hari

Perempuan di masa Perang Dunia I banyak dilibatkan untuk mengais informasi musuh. Dengan bermodalkan wajah dan body yang menarik, serta didukung oleh kecerdasan, seorang perempuan bisa menjadi mata-mata yang hebat yang berada di garis depan. Margaretha Geertruida "Gritje" Zelle adalah salah satunya, wanita yang memiliki nama samaran Mata Hari itu adalah seorang penari erotis dan juga pelacur yang dihukum mati atas tuduhan menjadi mata-mata. 

Margaretha Zelle alias Mata Hari

Margaretha Zelle lahir di Leewwarden, Belanda tanggal 07 Agustus 1876, ia merupakan anak tertua dari pasangan Adam Zelle, pemilik toko topi, dan Antje van der Meulen. Ia memiliki tiga saudara yang lain yang semuanya anak laki-laki. Sang ayah yang sukses dalam bidang perminyakan memberikan Margaretha masa kanak-kanak yang penuh kemewahan, termasuk sekolah eksklusif hingga usia 13 tahun. 

Namun pada tahun 1889, ayah Margaretha mengalami kebangkrutan. Kesulitan hidup membuat kedua orangtuanya bercerai. Sang ayah kemudian menikah kembali di Amsterdam pada 9 Februari 1893 dengan Sussana Catharina teh Hoove. Sedangkan Margaretha memilih untuk pindah dan hidup bersama walinya, Mr. visser, di Seneek, Leiden. Di tempat barunya itu ia belajar menjadi guru di sebuah sekolah taman kanak-kanak, namun ia kemudian dikeluarkan lantaran terlibat skandal dengan sang kepala sekolah. 

Margaretha menikah dengan seorang perwira KNIL dari angkatan laut Belanda bernama Mayor Rudolph McLeod yang usianya lebih tua 20 tahun darinya, mereka sempat tinggal di Jawa (Ambara, Malang, Bany Biru, Semarang, Sindanglaya) dan Sumatera antara tahun 1897 - 1902. Setelah kematian anak laki-lakinya karena keracunan, mereka bercerai pada tahun 1906. (Baca: Sejarah dan Misteri Jawa Kuno)

Selama hidupnya dijalani dengan penuh lika-liku cobaan, untuk menyambung hidup, Margaretha kemudian berkarier sebagai penari erotis di Paris. Dengan berbekal keahlian erotic temple dances yang dipelajarinya di India serta daya pikatnya yang tinggi, namanya semakin terkenal. Kehidupannya berubah drastis dan bergelimang kemewahan setelah banyak tawaran menari diterimanya dari berbagai kota-kota besar di Eropa bahkan Mesir. 

Mata Hari in coloured foto


Perkenalannya dengan dunia spionase berawal saat dirinya sedang menari stripper di Berlin, saat itu agen rahasia Jerman merekrutnya untuk menjadi mata-mata dengan kode rahasia H21 atau Mata Hari. 

Sejak itulah, Mata Hari sering berkelana dari antar kota hingga antar negeri. Karena seringnya bepergian, Mata Hari semakin mudah untuk menyusup, termasuk ketika berlangsungnya Perang Dunia I. Di banyak tempat, Mata Hari sering melakukan affair dengan banyak pejabat-pejabat penting. Bahkan ia juga sempat ditawari menjadi mata-mata Perancis dengan honor 1 juta Frank pada saat itu. 

Agen Rahasia Inggris atau MI5 menaruh curiga pada aktivitas yang dilakukan oleh Mata Hari. Mereka pun lalu menangkap dan menginterogasinya. Namun mereka tidak bisa memaksa Mata Hari untuk bicara, meskipun berkali-kali interogasi dilakkan namun hasilnya tetap nihil. 

Perjalanan Mata hari sebagai penari dan mata-mata terhenti saat Agen Rahasia Perancis menangkapnya saat dirinya sedang menyeberangi Perancis untuk mengunjungi salah satu affairnya. Pihak Perancis menangkapnya karena yakin bahwa Mata Hari adalah "The Greatest Woman Spy" yang harus bertanggung jawab atas kematian ribuan tentara atkibat informasi yang diberikannya. 

Foto saat akan diberlangsungkannya hukuman mati untuk Mata Hari di hadapan regu tembak

Mata Hari kemudian diadili di pengadilan perang dan dihukum mati di hadapan regu tembak (Legiun Macan) pada tanggal 15 Oktober 1917, di luar kota Paris.