Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahtera Nabi Nuh terbuat dari kayu jati asal Nusantara?

Penelitian atas penemuan bahtera Nabi Nuh AS di atas Gunung Ararat di Turki hingga kini masih terus mengundang perhatian banyak para arkeolog dunia. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti gabungan yang beranggotakan 15 orang yang terdiri dari para arkelog dan antropology dua negara yaitu China dan Turki menemukan bukti bahwa bahtera Nabi Nuh AS ini dibuat dengan menggunakan bahan kayu jati yang ada di Pulau Jawa, Indonesia. 

kapal nabi nuh

Sebelumnya mereka mengumpulkan beberapa artefak dan fosil yang berupa serpihan kayu kapal, tambang dan paku. Setelah melalui serangkaian uji atas ratusan sample kayu purba dari beberapa negara di Laboratorium Noah's Ark Minesteries International, mereka memastikan bahwa sample fosil kayu yang ditemukan di situs bahtera Nabi Nabi Nuh ternyata memiliki kesamaan dengan sample Kayu Jati yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. 


Dalam sebuah konferensi pers di tahun 2010, Yeung Wing pembuat film dokumenter The Noah's Ark mengungkapkan:


“Saya meyakini 99 persen, bahwa situs kapal di Gunung Ararat, Turki adalah merupakan fosil Kapal Nuh yang ribuan tahun lalu terdampar di puncak gunung itu, setelah banjir besar menenggelamkan dunia dalam peristiwa mencairnya gleser di kedua kutub” Jelas Yeung Wing  Pendapat National Turk  Dr.Mehmet Salih Bayraktutan PhD, yang sejak 20 Juni 1987 turut meneliti dan mempopulerkan situs Kapal Nabi Nuh AS, mengatakan: “Perahu ini adalah struktur yang dibuat oleh tangan manusia.” Dalam artikelnya juga mengatakan, lokasinya di Gunung Judi (Ararat) yang disebut dalam Al Qur’an, Surat Hud ayat 44. Sedangkan dalam injil: Perahu itu terdampar diatas Gunung Ararat (Genesis 8 : 4).


Menurut penelitian mereka, kapal ini dibuat di puncak gunung oleh Nabi Nuh AS yang berada tidak jauh dari desanya. Saat dunia ditenggelamkan oleh banjir besar itulah, kapal ini kemudian berlayar ke antah berantah hingga berbulan-bulan kemudian kapal ini pun merapat di sebuah daratan yang asing, dan ketika air sudah surut, tersibaklah bahwa mereka terdampar di puncak sebuah gunung.  


 Jika fosil kayu dari bahtera Nabi Nuh AS ini berasal dari kayu jati, sedangkan tanaman Jati hanya tumbuh di Indonesia sejak jaman purba hingga sekarang ini, ada kemungkinan kalau Nabi Nuh AS dan umatnya dahulu tinggal di kawasan ini. Apalagi pada jaman dahulu gugusan-gugusan pulau yang ada di Nusantara sebenarnya merupakan daratan yang cukup luas, sebelum terbagi-bagi menjadi beberapa kepulauan seperti sekarang ini. 

Sedangkan seorang antropolog, Dr Bill Shea menemukan pecahan-pecahan tembikar sekitar 18m dari situs kapal Nabi Nuh AS. Tembikar ini mempunyai ukiran gambar-gambar burung, ikan dan orang yang memegang palu dengan memakai hiasan kepala bertuliskan Nuh. Ia menjelaskan bahwa pada jaman kuno, barang-barang tersebut dibuat oleh penduduk lokal di desa itu untuk dijual pada para peziarah situs kapal. Itu artinya sejak jaman kuno, lokasi penemuan kapal ini telah menjadi lokasi wisata.