14 satwa unik yang belum pernah anda lihat
Pernahkah anda mendengar hewan yang namanya aye-aye? gobi jerboa? dimanakah habitat aslinya? Pasti penasaran kan ? Yu kita simak empat belas satwa unik yang belum pernah anda lihat, hewan-hewan tersebut merupakan bukti bahwa dunia kita ini kaya akan beragam jenis fauna.
1. Uakari Botak
Uakari botak (Cacajao calvus) atau sering juga disebut uakari berkepala botak merupakan monyet yang memiliki ekor sangat pendek. Wajahnya merah, dan pastinya kepalanya botak, sebagaimana namanya. Satwa ini, diketahui hanya ada di Hutan Várzea dan beberapa habitat hutan lain di sisi barat Amazon di Brazil dan Peru. Wajahnya yang merah menyala diyakini menggambarkan kondisinya yang sehat meski perlu penelitian lebih lanjut untuk pembuktiannya.
IUCN (International Union for Conservation of Nature) memasukkannya dalam status Rentan (Vulnerable/VU) karena perburuan dan habitatnya yang terus tergerus. Keberadaannya yang selalu dekat dengan sungai juga membuatnya sangat rentan terhadap kontak langsung dengan manusia.
2. Gobi Jerboa
Gobi jerboa (Allactaga bullata) merupakan spesies hewan pengerat dari keluarga Dipodidae. Satwa ini hanya ditemukan di Tiongkok dan Mongolia. Habitat alaminya adalah padang rumput atau gurun beriklim sedang.
Penampilan fisiknya cukup unik. Ukuran dan bentuknya menyerupai tikus. Memiliki dua kaki depan yang pendek menyerupai kanguru. Ekornya panjang dan memiliki daun telinga yang lebar jika dibandingkan dengan proporsi tubuhnya.Telinga yang lebar membuat jerboa memiliki pendengaran yang tajam untuk selalu waspada.
Selain itu, ada juga bulu-bulu di kakinya yang menyerupai sepatu, yang membantunya melompat di dataran gurun. Kedua keunikan ini, membuat jerboa memiliki kemampuan untuk mampu bertahan hidup di habitat gurun. IUCN memasukkannya dalam Risiko Rendah (Least Concern/LC).
3. Patagonian Mara
Patagonian Mara (Dolichotis patagonum) merupakan hewan dari keluarga Caviidae. Sering juga disebut Patagonian Cavy atau Patagonian Hare. Hewan herbivora yang berbentuk mirip kelinci ini ditemukan di habitat terbuka atau semi terbuka di Argentina bagian selatan, termasuk sebagian besar di kawasan Patagonia.
Satwa ini sering diburu untuk diambil kulitnya yang dipakai untuk bahan pembuatan seprai atau karpet. IUCN memasukkan status satwa ini dalam status Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
4. Aye-aye
Aye-aye (Daubentonia madagascariensis) adalah hewan endemik Pulau Madagaskar yang merupakan menjadi primata noktural alias aktif di malam hari. Sebagian besar, satwa ini ditemukan di hutan terutama pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (m dpl).
Satwa ini memiliki jari yang tipis dan panjang serta jari tengah yang lebih panjang dibandingkan jari-jari lain. Jari tengah ini dipergunakan untuk mencari dan mengambil larva dari rongga kayu. Tubuh aye-aye berwarna coklat gelap atau hitam dan memiliki ekor lebat yang ukurannya lebih panjang dari tubuhnya. Ia juga memiliki mata yang besar dan telinga yang sensitif.
Masyarakat Madagaskar menganggap aye-aye sebagai hewan yang membawa pertanda buruk sehingga sering memburunya. Aye-aye adalah satu-satunya anggota yang masih ada dari genus Daubentonia dan keluarga Daubentoniidae. IUCN memasukkan statusnya Genting (Endangered/EN).
5. Rusa Jambul
Rusa jambul (Elaphodus Cephalopus) adalah spesies rusa kecil yang dikenali dari jambul hitam di dahi dan gigi taring pada pejantan. Rusa ini berkerabat dekat dengan kijang, dan ditemukan di kawasan luas di Tiongkok bagian tengah dan timur laut Myanmar.
Baru-baru ini, rusa ini dijumpai juga di Afghanistan setelah diperkirakan punah 60 tahun yang lalu. Satwa ini sering diburu untuk diambil bulu dan kulitnya. Habitatnya juga rusak akibat pembangunan yang dilakukan secara masif di Tiongkok. Meskipun begitu, rusa ini tidak dianggap terancam punah. Ia merupakan satu-satunya anggota dari genus Elaphodus. IUCN memasukkan statusnya Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
6. Gerenuk
Gerenuk adalah istilah dalam bahasa Somalia yang artinya “leher jerapah”. Kijang yang satu ini memang punya leher, telinga dan kaki yang panjang. Gerenuk (Litocranius walleri) merupakan spesies kijang berleher panjang yang ditemukan di semak berduri dan gurun di wilayah Somalia, Kenya, Ethiopia, dan Tanzania.
Satwa yang juga sering disebut kijang berleher jerapah ini merupakan dan satu-satunya anggota genus Litocranius. Para ahli satwa mendeskripsikan bahwa gerenuk merupakan satwa rendah hati yang sering terlihat menolong gerenuk lainnya. IUCN memasukkan statusnya dalam Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
7. Zebra Duiker
Zebra duiker (Cephalophus zebra) adalah sejenis kijang kecil yang bisa ditemukan di daerah-daerah Afrika seperti Pantai Gading, Sierra Leone, dan Liberia. Satwa yang bentuknya seperti perpaduan zebra dan kancil ini menyukai hutan hujan primer dataran rendah.
IUCN menasukkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU) karena selain diburu untuk diambil daging dan kulitnya, habitatnya juga makin berkurang karena pembukaan hutan.
8. Mudskipper
9. Burung Shoebill
Sekilas, bentuknya lebih mirip dinosaurus atau makhluk zaman purba. Paruhnya lebar dan besar seperti sepatu atau mulut paus yang begitu mempengaruhi keseluruhan penampilannya.
Badan dan kakinya berukuran normal, sebagaimana bangau. Namun, kepala dan lehernya ini melebar, mengikuti bentuk paruhnya. Sehingga, terlihat tak seimbang dengan bentuk badannya.
Burung berjuluk paruh sepatu ini merupakan penguasa rawa besar di Afrika Timur, mulai dari Sudan hingga Zambia. Bentuk paruhnya yang mengesankan, didesain untuk menggali tanah berlumpur. Makanan utamanya ikan lele dan ikan yang bersembunyi di lumpur, juga ikan mujair, katak, kura-kura, ular air, biawak, hingga bayi buaya.
10. Ikan Axolotl
Axolotl merupakan jenis salamander asli dari Meksiko yang tepatnya berada di kompleks danau Xochimilco, dekat Mexico City. Nama ilmiahnya Ambystoma mexicanum merupakan salah satu spesies dari Ambystoma.
Axolotl adalah jenis neotenic, artinya tidak secara rutin bermetamorfosis dari larva ke bentuk dewasa, seperti yang terjadi pada sebagian besar salamander. Yang membuat salamander ini unik ketimbang jenis lainnya adalah adanya insang berbulu merah muda yang menyala dan menonjol di belakang kepala.
Axolotl memiliki kemampuan regeneratif menakjubkan. Jika terluka, atau bahkan sampai kehilangan bagian tubuh, ia akan dengan mudah menyembuhkan dan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang itu. Ia pun dapat hidup 10-15 tahun.
Dalam bahasa Aztec, axolotl berarti monster air. Atl adalah air, dan xolotl artinya monster. Beratnya dapat mencapai 30 kg dengan panjang tubuh 90 cm.
11. Okapi
Okapi (Okapia johnstoni) adalah mamalia dari hutan hujan ituri di timur laut Republik Demokratik Kongo yang baru diketahui pada 1901. Meski memiliki kesamaan belang dengan zebra, namun okapi memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan jerapah.
Tinggi, seekor okapi dewasa bisa mencapai 2 meter dengan panjang 2,5 meter. Kepalanya mirip kuda dengan bulu seperti beludru merah keunguan dan coklat gelap yang berfungsi sebagai kamuflase untuk bertahan hidup di alam liar.
Paruh pertama abad ke-20, populasinya diperkirakan sekitar 40.000 ekor. Namun, saat ini berkurang menjadi 10.000 ekor. Perburuan dan kerusakan habitat diduga penyebab utamanya.
12. Paus Narwhal
Narwhal (Monodon monoceros) adalah nama salah satu paus yang paling tidak diketahui manusia. Nama “narwhal” berasal dari bahasa Norse Kuno yg berarti “paus mayat”. Nama itu diberikan karena kebiasaannya yg kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas & warna tubuhnya yg bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.
Jenis ini diketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik. Narwhal adalah paus bergigi dan termasuk karnivora yangg memakan hewan laut seperti ikan, udang, atau cumi-cumi.
Tanduk spiral narwhal yang misterius berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya.
Narwhal juga termasuk jenis paus langka. Panjang tubuhnya mencapai 4 hingga 4,5 meter. Sedangkan panjang tanduknya yang mencapai 2,4 meter telah sejak lama menjadi teka-teki yang coba diselidiki para ahli. Penjelasan mengenai fungsinya pun seringkali menimbulkan perdebatan, sebagaimana ucapan Dr. Martin Nweeia, peneliti Harvard School of Dental Medicine.
Menurut Nweeia, tanduk tersebut sepertinya memiliki kemampuan penginderaan hidrodinamik. Hal yang ia ungkapkan saat presentasi di Konferensi mengenai Biologi Mamalia Laut di San Diego.
13. Tikus Hidung Bintang
Tikus tanah ini bernama latin Condylura Cristata. Namun, lebih terkenal dengan nama tikus hidung bintang.
Sesuai namanya, tikus ini memiliki hidung dengan tentakel-tentakel kecil yang mekar seperti bintang. Jumlah tentakelnya sekitar 22 buah. Selain berhidung unik, tampang tikus ini memang tak mirip tikus biasa. Kakinya besar, ekornya panjang dan tebal, serta matanya hampir buta. Ia ditemukan di bagian tenggara Kanada dan kawasan timur laut Amerika Serikat.
14. Ular Penis
Sekelompok teknisi yang sedang membangun bendungan di sungai Madeira, kawasan hutan Amazon, Brasil, menemukan enam ekor ular yang berbentuk seperti penis manusia.
Setelah diteliti oleh ahli biologi Julian Tupan, hewan ini ternyata tidak termasuk spesies ular reptil, melainkan amfibi karena tidak memiliki sisik. Spesies ini teridentifikasi sebagai Atretochoana eiselti dari keluarga Caecilian yang meliputi berbagai jenis amfibi dan hewan melata, seperti ular dan cacing tanah.
Meski, Tupan telah memberikan hewan ini nama latin, namun ia tetap bingung. Alasannya, hewan ini bentuknya benar-benar mirip barang lelaki !.
1. Uakari Botak
Uakari botak (Cacajao calvus) atau sering juga disebut uakari berkepala botak merupakan monyet yang memiliki ekor sangat pendek. Wajahnya merah, dan pastinya kepalanya botak, sebagaimana namanya. Satwa ini, diketahui hanya ada di Hutan Várzea dan beberapa habitat hutan lain di sisi barat Amazon di Brazil dan Peru. Wajahnya yang merah menyala diyakini menggambarkan kondisinya yang sehat meski perlu penelitian lebih lanjut untuk pembuktiannya.
IUCN (International Union for Conservation of Nature) memasukkannya dalam status Rentan (Vulnerable/VU) karena perburuan dan habitatnya yang terus tergerus. Keberadaannya yang selalu dekat dengan sungai juga membuatnya sangat rentan terhadap kontak langsung dengan manusia.
2. Gobi Jerboa
Gobi jerboa (Allactaga bullata) merupakan spesies hewan pengerat dari keluarga Dipodidae. Satwa ini hanya ditemukan di Tiongkok dan Mongolia. Habitat alaminya adalah padang rumput atau gurun beriklim sedang.
Penampilan fisiknya cukup unik. Ukuran dan bentuknya menyerupai tikus. Memiliki dua kaki depan yang pendek menyerupai kanguru. Ekornya panjang dan memiliki daun telinga yang lebar jika dibandingkan dengan proporsi tubuhnya.Telinga yang lebar membuat jerboa memiliki pendengaran yang tajam untuk selalu waspada.
Selain itu, ada juga bulu-bulu di kakinya yang menyerupai sepatu, yang membantunya melompat di dataran gurun. Kedua keunikan ini, membuat jerboa memiliki kemampuan untuk mampu bertahan hidup di habitat gurun. IUCN memasukkannya dalam Risiko Rendah (Least Concern/LC).
3. Patagonian Mara
Patagonian Mara (Dolichotis patagonum) merupakan hewan dari keluarga Caviidae. Sering juga disebut Patagonian Cavy atau Patagonian Hare. Hewan herbivora yang berbentuk mirip kelinci ini ditemukan di habitat terbuka atau semi terbuka di Argentina bagian selatan, termasuk sebagian besar di kawasan Patagonia.
Satwa ini sering diburu untuk diambil kulitnya yang dipakai untuk bahan pembuatan seprai atau karpet. IUCN memasukkan status satwa ini dalam status Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
4. Aye-aye
Aye-aye (Daubentonia madagascariensis) adalah hewan endemik Pulau Madagaskar yang merupakan menjadi primata noktural alias aktif di malam hari. Sebagian besar, satwa ini ditemukan di hutan terutama pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (m dpl).
Satwa ini memiliki jari yang tipis dan panjang serta jari tengah yang lebih panjang dibandingkan jari-jari lain. Jari tengah ini dipergunakan untuk mencari dan mengambil larva dari rongga kayu. Tubuh aye-aye berwarna coklat gelap atau hitam dan memiliki ekor lebat yang ukurannya lebih panjang dari tubuhnya. Ia juga memiliki mata yang besar dan telinga yang sensitif.
Masyarakat Madagaskar menganggap aye-aye sebagai hewan yang membawa pertanda buruk sehingga sering memburunya. Aye-aye adalah satu-satunya anggota yang masih ada dari genus Daubentonia dan keluarga Daubentoniidae. IUCN memasukkan statusnya Genting (Endangered/EN).
5. Rusa Jambul
Rusa jambul (Elaphodus Cephalopus) adalah spesies rusa kecil yang dikenali dari jambul hitam di dahi dan gigi taring pada pejantan. Rusa ini berkerabat dekat dengan kijang, dan ditemukan di kawasan luas di Tiongkok bagian tengah dan timur laut Myanmar.
Baru-baru ini, rusa ini dijumpai juga di Afghanistan setelah diperkirakan punah 60 tahun yang lalu. Satwa ini sering diburu untuk diambil bulu dan kulitnya. Habitatnya juga rusak akibat pembangunan yang dilakukan secara masif di Tiongkok. Meskipun begitu, rusa ini tidak dianggap terancam punah. Ia merupakan satu-satunya anggota dari genus Elaphodus. IUCN memasukkan statusnya Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
6. Gerenuk
Gerenuk adalah istilah dalam bahasa Somalia yang artinya “leher jerapah”. Kijang yang satu ini memang punya leher, telinga dan kaki yang panjang. Gerenuk (Litocranius walleri) merupakan spesies kijang berleher panjang yang ditemukan di semak berduri dan gurun di wilayah Somalia, Kenya, Ethiopia, dan Tanzania.
Satwa yang juga sering disebut kijang berleher jerapah ini merupakan dan satu-satunya anggota genus Litocranius. Para ahli satwa mendeskripsikan bahwa gerenuk merupakan satwa rendah hati yang sering terlihat menolong gerenuk lainnya. IUCN memasukkan statusnya dalam Mendekati Terancam Punah (Near Threatened/NT).
7. Zebra Duiker
Zebra duiker (Cephalophus zebra) adalah sejenis kijang kecil yang bisa ditemukan di daerah-daerah Afrika seperti Pantai Gading, Sierra Leone, dan Liberia. Satwa yang bentuknya seperti perpaduan zebra dan kancil ini menyukai hutan hujan primer dataran rendah.
IUCN menasukkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU) karena selain diburu untuk diambil daging dan kulitnya, habitatnya juga makin berkurang karena pembukaan hutan.
8. Mudskipper
9. Burung Shoebill
Sekilas, bentuknya lebih mirip dinosaurus atau makhluk zaman purba. Paruhnya lebar dan besar seperti sepatu atau mulut paus yang begitu mempengaruhi keseluruhan penampilannya.
Badan dan kakinya berukuran normal, sebagaimana bangau. Namun, kepala dan lehernya ini melebar, mengikuti bentuk paruhnya. Sehingga, terlihat tak seimbang dengan bentuk badannya.
Burung berjuluk paruh sepatu ini merupakan penguasa rawa besar di Afrika Timur, mulai dari Sudan hingga Zambia. Bentuk paruhnya yang mengesankan, didesain untuk menggali tanah berlumpur. Makanan utamanya ikan lele dan ikan yang bersembunyi di lumpur, juga ikan mujair, katak, kura-kura, ular air, biawak, hingga bayi buaya.
10. Ikan Axolotl
Axolotl merupakan jenis salamander asli dari Meksiko yang tepatnya berada di kompleks danau Xochimilco, dekat Mexico City. Nama ilmiahnya Ambystoma mexicanum merupakan salah satu spesies dari Ambystoma.
Axolotl adalah jenis neotenic, artinya tidak secara rutin bermetamorfosis dari larva ke bentuk dewasa, seperti yang terjadi pada sebagian besar salamander. Yang membuat salamander ini unik ketimbang jenis lainnya adalah adanya insang berbulu merah muda yang menyala dan menonjol di belakang kepala.
Axolotl memiliki kemampuan regeneratif menakjubkan. Jika terluka, atau bahkan sampai kehilangan bagian tubuh, ia akan dengan mudah menyembuhkan dan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang itu. Ia pun dapat hidup 10-15 tahun.
Dalam bahasa Aztec, axolotl berarti monster air. Atl adalah air, dan xolotl artinya monster. Beratnya dapat mencapai 30 kg dengan panjang tubuh 90 cm.
11. Okapi
Okapi (Okapia johnstoni) adalah mamalia dari hutan hujan ituri di timur laut Republik Demokratik Kongo yang baru diketahui pada 1901. Meski memiliki kesamaan belang dengan zebra, namun okapi memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan jerapah.
Tinggi, seekor okapi dewasa bisa mencapai 2 meter dengan panjang 2,5 meter. Kepalanya mirip kuda dengan bulu seperti beludru merah keunguan dan coklat gelap yang berfungsi sebagai kamuflase untuk bertahan hidup di alam liar.
Paruh pertama abad ke-20, populasinya diperkirakan sekitar 40.000 ekor. Namun, saat ini berkurang menjadi 10.000 ekor. Perburuan dan kerusakan habitat diduga penyebab utamanya.
12. Paus Narwhal
Narwhal (Monodon monoceros) adalah nama salah satu paus yang paling tidak diketahui manusia. Nama “narwhal” berasal dari bahasa Norse Kuno yg berarti “paus mayat”. Nama itu diberikan karena kebiasaannya yg kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas & warna tubuhnya yg bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.
Jenis ini diketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik. Narwhal adalah paus bergigi dan termasuk karnivora yangg memakan hewan laut seperti ikan, udang, atau cumi-cumi.
Tanduk spiral narwhal yang misterius berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya.
Narwhal juga termasuk jenis paus langka. Panjang tubuhnya mencapai 4 hingga 4,5 meter. Sedangkan panjang tanduknya yang mencapai 2,4 meter telah sejak lama menjadi teka-teki yang coba diselidiki para ahli. Penjelasan mengenai fungsinya pun seringkali menimbulkan perdebatan, sebagaimana ucapan Dr. Martin Nweeia, peneliti Harvard School of Dental Medicine.
Menurut Nweeia, tanduk tersebut sepertinya memiliki kemampuan penginderaan hidrodinamik. Hal yang ia ungkapkan saat presentasi di Konferensi mengenai Biologi Mamalia Laut di San Diego.
13. Tikus Hidung Bintang
Tikus tanah ini bernama latin Condylura Cristata. Namun, lebih terkenal dengan nama tikus hidung bintang.
Sesuai namanya, tikus ini memiliki hidung dengan tentakel-tentakel kecil yang mekar seperti bintang. Jumlah tentakelnya sekitar 22 buah. Selain berhidung unik, tampang tikus ini memang tak mirip tikus biasa. Kakinya besar, ekornya panjang dan tebal, serta matanya hampir buta. Ia ditemukan di bagian tenggara Kanada dan kawasan timur laut Amerika Serikat.
14. Ular Penis
Sekelompok teknisi yang sedang membangun bendungan di sungai Madeira, kawasan hutan Amazon, Brasil, menemukan enam ekor ular yang berbentuk seperti penis manusia.
Setelah diteliti oleh ahli biologi Julian Tupan, hewan ini ternyata tidak termasuk spesies ular reptil, melainkan amfibi karena tidak memiliki sisik. Spesies ini teridentifikasi sebagai Atretochoana eiselti dari keluarga Caecilian yang meliputi berbagai jenis amfibi dan hewan melata, seperti ular dan cacing tanah.
Meski, Tupan telah memberikan hewan ini nama latin, namun ia tetap bingung. Alasannya, hewan ini bentuknya benar-benar mirip barang lelaki !.