Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengungkap alam jin dalam pandangan ilmu pengetahuan

Sebelum penciptaan manusia, Tuhan telah menciptakan mahluk lain yang dibuat dari cahaya dan api, yaitu Malaikat dan Jin.

Sejak dahulu Manusia hidup berdampingan dengan Jin, namun di alam dan lingkungan yang berbeda dan tidak mudah dilihat manusia. Manusia dengan alam nyata/dunia sedangkan Jin dengan alam ghaib.

 Lalu mengapa manusia tidak begitu saja bisa melihat keberadaan mahluk lain di sekelilingnya? Mari kita simak dalam pandangan ilmu pengetahuan / sains.

Alam manusia adalah alam nyata yang berupa dunia yang kita lihat sekarang, meski begitu sebenarnya kita hidup berdampingan dengan mahluk lain yaitu Jin yang berada dalam dimensi lain. 

Kalau saja kita bisa memiliki penglihatan, maka bisa saja rumah yang anda tempati sekarang ini ternyata dalam dimensi lain merupakan istana milik mahluk yang disebut Jin tersebut. 

Dimensi lain



Untuk mengetahui seperti apa dimensi lain, contoh paling mudah adalah sinyal dari pemancar seperti telekomunikasi , radiasi, atau WIFI.  Kita tentu sudah mengerti betul bahwa kehidupan kita dikelilingi oleh berbagai sinyal seperti sinyal radio, TV, dan WIFI tapi apakah kita bisa melihatnya ? tentu tidak karena sinyal - sinyal tersebut hadir dalam perwujudan gelombang. Ada tapi tak ada, dan kalau kita bisa melihat keberadaan sinyal-sinyal WIFI tersebut maka akan tampak jelas kalau sekeliling kita penuh dengan pancaran gelombang yang berwarna warni. 


Dalam beberapa catatan dari hasil penelitian para ilmuwan terdahulu disebutkan bahwa mahluk halus seperti Jin hidup dalam putaran waktu yang cukup cepat. Dalam pandangan kita Jin bergerak dengan cukup cepat sehingga tidak mudah terlihat oleh mata telanjang, sedangkan dalam dimensi lain mahluk Jin akan melihat manusia bergerak sangat lamban. Salah satu contoh yang lebih masuk akal adalah ketika kita berada sebuah kereta yang melaju sangat kencang, kita tentu akan melihat kondisi di luar berjalan normal tanpa merasa bahwa mobil yang kita tunggangi itu berjalan dengan sangat cepatnya, namun hal berbeda dialami oleh orang yang berada di luar kereta yang kita naiki. Mereka akan melihat laju kereta yang cukup cepat sehingga tidak akan sempat bisa melihat keberadaan kita didalamnya. 

Contoh lain adalah dengan mengamati lampu infra red (IR) yang berada dalam sebuah remote control untuk perangkat elektronik (TV, Radio, AC,dll ). Kalau kita melihat dengan mata telanjang lampu led yang berada di bagian atas remote kontrol tidak menampilkan cahaya apapun ketika kita menekan tombol-tombol yang ada diremotenya. Namun ketika kita mengamatinya sambil menggunakan kamera HP akan terlihat bahwa lampu led dari remote control tersebut berkedip dengan cukup cepat ketika kita menekan tombolnya. Hal itu menjelaskan bahwa mata kita tidak mampu melihat dan menganalisa sebuah gerakan yang sangat cepat, dan itu pula kenapa kita tidak mampu melihat keberadaan mahluk halus seperti Jin. 



Mengapa kamera ponsel dapat mampu mendeteksi sinar infra red tersebut? Karena dalam ilmu fotografi ada istilah yang disebut frame per second (FPS) atau gambar per gambar dalam setiap detiknya.

 FPS, yaitu sebuah satuan kecepatan kamera video dalam mengambil sukma atau objek berdasarkan gambar per gambar, atau penangkapan objek dengan wujud berupa frame atau seperti gambar atau foto. Tapi karena sangat cepat pergantiannya, maka mata kita tak dapat melihat pergantian gambar per gambar atau foto per foto tersebut, kecuali dengan suatu alat bantu. 


Sedangkan mata manusia azaz kerjanya tak sama seperti video kamera. Pada mata manusia pengelihatannya adalah konstan dan terus menerus, bukan berdasarkan frame per frame. Itu baru contoh dan pembuktian kecil, bahwa mata kita hanya dapat melihat pada spektrum terbatas dari tak terbatasnya frekuensi di jagad raya. Oleh karenanya, banyak objek astral atau jin atau yang sering disebut hantu dapat terekam sukma mereka hanya melalui foto dan kamera video. Dan itu semua adalah berdasarkan kemampuannya dalam “melihat pinggir spektrum” yang mana mata manusia tak mampu untuk melihatnya! 

Dimensi yang ditempati oleh para jin tidak terpengeruh oleh tempat dan waktu seperti yang kita alami karena mereka berada di dimensi lain. Karena itu mereka tak berfisik dan bisa bersembunyi ada benda-benda yang berbeda dimensi dengan mereka misalnya dimensi ketiga atau dunia manusia. 

Karena tidak berfisik (tidak mempunyai raga / dalam bentuk energi / orbs ) itu mereka dengan mudah merasuki manusia (kerasukan) atau merubah bentuknya menjadi binatang (siluman, atau bahkan menyerupai manusia yang telah meninggal (hantu). Ketika bersembunyi dalam bentuk fisik itulah mereka akan bisa dilihat oleh orang yang kebetulan mengalaminya atau  yang dikenal sebagai penampakkan.

Dalam pandangan Islam jin tak ubahnya seperti manusia, ada yang beriman ada juga yang tidak beriman, bahkan ada yang berakal dan tidak berakal. Jin yang beriman mereka disebut sebagai jin putih atau jin islam, sedangkan jin yang tidak beriman disebut sebagai jin hitam atau jin kafir yang sering mengganggu manusia dengan segala tipu dan dayanya, baik menyerupai orang yang telah mati agar manusia tersebut memujanya sehingga akan menduakan Tuhannya, atau menjanjikan imbalan-imbalan tertentu (misalnya kekayaan, kebahagaian duniawi, dsb) dengan syarat-syarat tertentu agar manusia tersebut menjadi musyrik dan meninggalkan agamanya.   

Bentuk, sifat dan Rupa JIN
Bentuk dan rupa JIN itu sebenarnya tidak jauh berbeda dari manusia, dimana mereka juga memiliki mata, telinga , kaki, mulut dsb seperti manusia.Menurut banyak pendapat, jin juga bisa sakit dan meninggal.JIka diprosentasikan, persamaan bentuknya dengan manusia lebih besar yaitu 80%.Dan yang 20% adalah yang membedakannya dengan wujud manusia.

Jin memiliki tubuh yang lebih pendek daripada manusia.Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja dan terdiri dari bermacam-macam warna, seperti biru, putih, merah dan hijau.

Dan yang kedua adalah umur, umur Jin jauh lebih tua daripada manusia.Hidup Jin bisa mencapai ribuan tahun.Jin juga memiliki kemampuan bergerak melebihi kecepatan cahaya, mampu menempati ruangan yang kecil dan bisa merasuki raga manusia.

Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari total Jin.Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.Alam tempat tinggal jin meliputi Daratan, Perairan dan Udara.

Jenis dan golongan Jin


Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.

Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.

AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri seperti “David Caverfil”.

Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.

As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan.
As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan jenis jin lainya, karena as-syaiton merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini.
Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi yang disebut setan/syaiton adalah bukan berupa wujud/makhluk tersendiri, melainkan sebuah sifat atau perbuatan dari makhluk Jin ataupun Manusia.

Pendapat-pendapat: Ada banyak pendapat yang mengatakan bahwa ada jenis bangsa Jin yang disebut dengan Jin Korin.Jin korin seperti yang dikatakan adalah jin yang menyertai kehidupan individu manusia dari lahir sampai meninggal.Jikalau seseorang sudah meninggal, jin korin akan tetap hidup dan mengaku sebagai roh dari individu manusia tersebut.Sehingga banyak menimbulkan salah sangka bahwa arwah bisa gentayangan dan mengganggu manusia.Padahal sebenarnya orang yang meninggal itu sudah terputus dengan segala kehidupan dunia.
Jin korin dalam pendapat ini mungkin saja adalah sebutan lain dari jenis/golongan jin Al-Arwah.



Tulisan ini disalin dari berbagai sumber


Semoga bermanfaat