Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sangkakala sang penanda akhir zaman

Sangkakala sang penanda akhir zaman - Beberapa waktu lalu seluruh dunia dihebohkan oleh suara-suara ghaib dari langit yang disebut-sebut sebagai suara sangkalala. Sangkalala yang dalam bahasa Arab disebut "Ash-shur" akan ditiup oleh Malaikat Israil menjelang hari penghabisan yang akan menghancurkan dunia dan isinya. Lalu seperti apa bentuk dan rupa sangkalala di jagad raya ini ? 

Sangkakala penanda akhir zaman


Pada tahun 2005, sekelompok astronomi yang dipimpin oleh Profesor Frank Steiner dari University of Ulm, Jerman telah menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan di alam semesta. Penemuannya tersebut sudah bisa dipastikan akan merubah pola pikir masyarakat dunia kebanyakan yang selama ini beranggapan bahwa alam semesta itu berbentuk bulat, mendatar, tidak terbatas atau tidak berujung.

Dengan menggunakan Wilkinson Microwave Anisotophy Probe atau WMAP, para ahli astronomi itu bisa melhat kosmologi secara keseluruhan. Mereka mendapati bahwa alam semesta pada nyatanya berbentuk seperti tanduk atau terompet yang pada bagian ujungnya semakin mengecil. 


 
Wilkinson Microwave Anisotophy Probe




Dalam penemuannya tersebut mereka menemukan bahwa bagian ujung dari corong tersebut merupakan alam semesta yang tidak bisa diamati (Unobservable), sedangkan bagian depan corong menjadi tempat bagi seluruh sistem tata surya seperti bumi dan planet-planetnya yang masih bisa terlihat (Observable).




Penemuan itu telah membantu banyak ilmuwan dalam menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai masa, ruang dan segala sesuatunya di alam semesta.  Mengenai sangkalala itu sendiri pernah diuraikan oleh Nabi Muhammad SAW ketika ada seorang Badw yang bertanya mengenai apa itu sangkakala.  Dalam hadis yang diriwayatkan AL-Tarmizi daripada Abdullah bin Amr , Nabi menjawab, " Sangkakala itu seperti tanduk yang ditiup padanya." 


Sebagian ulama seperti yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari berkata " Peniup Sangkakala itu adalah Malaikat Israfil sebagai penanda awal akan sebuah kehancuran yang hebat." 


Al-Quran sudah menjelaskan bahwa tidak ada satu orang pun yang tahu kapan kiamat akan terjadi, dan bisa terjadi ketika manusia sedang sibuk dengan urusan duniawinya. Sedangkan sebagai peringatan kepada manusia, Nabi bersabda, "Tidak akan terjad hari kiamat kecuali pada hari Jumat. " 


Atas perintah Allah, sangkakala akan ditiup oleh Malaikat Israfil sebanyak dua kali. Tiupan pertama akan datang kehancuran dan kematian, sedangkan tiupan kedua adalah kebangkitan. 


 "Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu keputusannya masing-masing." (Surah Az-Zumar, ayat 68).


Dari hadis Sahis Muslim, Nabi pernah bersabda "Yang mula-mula mendengar tiupan (sangkakala) itu adalah para lelaki yang sedang membuat takungan air untanya. Ketika dia sedang sibuk bekerja dan sangkakala ditiup, tengkuknya akan terbengkok." 


Selain itu, jarak antara tiupan pertama dan tiupan kedua pun tidak ada yang mengetahuinya dengan tepat. Adapun yang diriwayatkan dalam hadis Bukhari dan Muslim, Abu Hurairah R.A berkata: " Jarak antara dua tiupan angin itu 40." Anak buahnya bertanya. " Wahai Abu Hurairah, apakah ia 40 hari?", Abu Hurairah berkata, "Aku enggan menjawab," Mereka bertanya lagi, "Apakah ia 40 bulan?" Abu Hurairah berkata, "Aku enggan menjawab." Mereka pun bertanya lagi, "Apakah ia 40 tahun?" Abu Hurairah berkata "Aku enggan menjawab." 


Setelah tiupan yang pertama, maka ALlah akan menurunkan hujan. Nabi Muhammad SAW bersabda" "Lalu Allah menurunkan hujan, sehingga mayat-mayat tumbuh (bangkit) seperti tumbuhnya tanaman sayuran. Tidak ada satu bahagian tubuh manusia kecuali semuanya telah hancur selain tulang, yaitu tulang ekornya dan dari tulang itulah jasad manusia akan disusun kembali pada hari Kiamat. (Hadis riawayat Sahis Muslim).


Lalu bagaimana Allah menjadikan suara sangkakala itu bisa menyebabkan kehancuran dan kematian. Dalam hal ini para ilmuwan telah memiliki jawaban.
Ketika bunyi suara mencapai 120 desibel maka pada saat itu telinga kita akan terasa sangat sakit, dan apabila suara tersebut mencapai 150 desibel maka ia akan menyebabkan jantung berdetak semakin kencang membuat manusia kesulitan untuk bernafas. Apabila telah mencapai 200 desibel maka ia akan menyebabkan pecahnya paru-paru manusia, Nah apabila kekuatan suara itu lebih daripada itu, maka otak manusia akan hancur dan menyebabkan kematian. 




 "Wahai Ahli Kitab! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami (Muhammad SAW) dengan menerangkan kepada kamu banyak dari (keterangan-keterangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari Kitab Suci dan Dia memaafkan kamu (dengan tidak mendedahkan) banyak perkara (yang kamu sembunyikan). Sesungguhnya telah datang kepada kamu cahaya kebenaran (Nabi Muhammad) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Qur'an) yang jelas nyata keterangannya. (Surah Al-Maidah, ayat 15).


Sumber : berbagai sumber

Semoga bermanfaat