Ilmuwan Muslim ini bantah teori bumi itu datar (Flat Earth)
Beberapa waktu lalu, jagat maya Indonesia diramaikan oleh perdebatan mengenai bentuk bumi. Ada yang menyebutkan bahwa bumi itu bulat tapi ada juga yang percaya kalau bumi itu sebenarnya datar. Kalau kita merunut sejarah, teori bumi itu bulat sebenarnya sudah lama dicetuskan oleh seorang ilmuwan Muslim yang bernama Abu Raihan Al-Biruni atau lebih dikenal dengan Al-Biruni.
Tokoh Muslim yang lahir pada 4 September 973 M dan wafat pada 13 Desember 1048 ini bahkan sudah mencetuskan teori bumi itu bulat sebelum Copernicus. Al-Biruni dikenal sangat menguasai beragam ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika, sejarah, farmasi, dan lain sebagainya.
Salah satu sumbangsih beliau untuk dunia dan ilmu pengetahuan adalah ketika beliau menegaskan bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dan untuk menjelaskan teorinya tersebut, beliau juga yang menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere atau bola dunia.
Sejak masa kanak-kanak, Al-Biruni sudah hafal Alquran sebelum masa baligh. Bahkan beliau juga mempelajari dengan serius ilmu fiqih dasar sehingga setelah berusia baligh sudah mengenal semua syariat Islam yang wajib diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, beliau juga menekuni berbagai cabang ilmu sesuai minatnya.
Memasuki usia 17 tahun, Al-Biruni sudah pandai menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm, dengan menggunakan metode tinggi matahari. Ia juga kemudian memecahkan persamaan geodesi kompleks untuk menghitung jari-jari bumi dan mendapatkan angka sekitar 6339,9 km yang hanya berselisih 16,8 km dari nilai modern yaitu 6356,7 km.
Di usia 22 tahun, Al-Biruni sudah banyak menulis karya-karya ilmiah, termasuk mengenai proyeksi peta, penggunaan sistem koordinat 3D-Cartesian - yang waktu itu belum disebut Cartesian - , serta transformasi ke sistem koordinat polar.
Dalam perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan bukunya yang amat berharga tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi, yaitu “Al-Qanun fi’Ulumi Al-Haiati Wal-Nujumi”.
Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan bahwa bumi itu bulat, planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak, kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis paksi mengelilingi bumi.
Beliau juga menemukan gerakan kerak bumi yang berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Beliau mengemukakan konsep kekuatan gravitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa bumi berputar pada paksinya. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang.
Teori bumi bulat ini kemudian dijadikan acuan oleh Copernicus, yang hidup beberapa abad setelah wafatnya Al-Biruni. Dengan demikian, bisa dibilang ilmuwan Islam banyak menginspirasi dan dijadikan acuan oleh ilmuwan Barat. Bahkan Google search engine pernah memakai hari lahir Al-Biruni untuk doodle (logo) mesin pencarian mereka.
Tokoh Muslim yang lahir pada 4 September 973 M dan wafat pada 13 Desember 1048 ini bahkan sudah mencetuskan teori bumi itu bulat sebelum Copernicus. Al-Biruni dikenal sangat menguasai beragam ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika, sejarah, farmasi, dan lain sebagainya.
Salah satu sumbangsih beliau untuk dunia dan ilmu pengetahuan adalah ketika beliau menegaskan bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dan untuk menjelaskan teorinya tersebut, beliau juga yang menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary sphere atau bola dunia.
Sejak masa kanak-kanak, Al-Biruni sudah hafal Alquran sebelum masa baligh. Bahkan beliau juga mempelajari dengan serius ilmu fiqih dasar sehingga setelah berusia baligh sudah mengenal semua syariat Islam yang wajib diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, beliau juga menekuni berbagai cabang ilmu sesuai minatnya.
Memasuki usia 17 tahun, Al-Biruni sudah pandai menghitung posisi lintang bujur dari Kath, Khwarizm, dengan menggunakan metode tinggi matahari. Ia juga kemudian memecahkan persamaan geodesi kompleks untuk menghitung jari-jari bumi dan mendapatkan angka sekitar 6339,9 km yang hanya berselisih 16,8 km dari nilai modern yaitu 6356,7 km.
Di usia 22 tahun, Al-Biruni sudah banyak menulis karya-karya ilmiah, termasuk mengenai proyeksi peta, penggunaan sistem koordinat 3D-Cartesian - yang waktu itu belum disebut Cartesian - , serta transformasi ke sistem koordinat polar.
Dalam perlindungan Sultan Mas’udi, Al-Biruni menyelesaikan bukunya yang amat berharga tentang ilmu perbintangan, matematika, dan geografi, yaitu “Al-Qanun fi’Ulumi Al-Haiati Wal-Nujumi”.
Dalam buku ini Al-Biruni membuktikan bahwa bumi itu bulat, planet dan bintang bulat, baik yang tidak bergerak maupun yang bergerak, kemudian berputar mengelilingi matahari dan bulan berdasarkan garis paksi mengelilingi bumi.
Beliau juga menemukan gerakan kerak bumi yang berputar condong, dan gerakan peredaran bumi mengelilingi matahari dalam satu tahun. Beliau mengemukakan konsep kekuatan gravitasi bumi, yang merupakan satu bukti bahwa bumi berputar pada paksinya. Dalam “Al-Qanun”, Al-Biruni membuktikan bahwa bintang bergerak mengelilingi poros rasi bintang.
Teori bumi bulat ini kemudian dijadikan acuan oleh Copernicus, yang hidup beberapa abad setelah wafatnya Al-Biruni. Dengan demikian, bisa dibilang ilmuwan Islam banyak menginspirasi dan dijadikan acuan oleh ilmuwan Barat. Bahkan Google search engine pernah memakai hari lahir Al-Biruni untuk doodle (logo) mesin pencarian mereka.