Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Luar biasa, badak jantan terakhir ini dikawal 24 jam oleh pasukan bersenjata

Salah satu spesies badak di Kenya ini benar-benar istimewa, sebagaimana layaknya seorang pejabat penting negara, mahluk bercula ini mendapat pengawalan dan penjagaan ketat selama 24 jam penuh.

Badak yang satu ini hanyalah sejenis badak biasa pada umumnya, namun yang membuatnya istimewa adalah spesies ini merupakan satu-satunya individu badak jantan terakhir dari jenisnya. Sehingga untuk melindungi badak jantan satu-satunya dan yang terakhir di dunia ini, otoritas Kenya memberlakukan perlindungan dan siaga 24 jam untuk menjaga dan melindunginya. Benar-benar luar biasa!


badak terakhir
Sudan yang mendapat pengawalan ketat 24 jam dari pasukan bersenjata


Seperti dilansir dari Huffington Post, spesies badak yang diberi nama Sudan ini adalah jenis badak putih utara atau Northern White Rhino (Ceratotherium simum cottoni) satu-satunya yang masih hidup di planet bumi setelah para pemburu menghabisi spesies badak ini selama bertahun-tahun.

Badak jantan yang kini berumur 40 tahun itu kini berada dalam perlindungan otoritas Kenya yang mengerahkan pasukan bersenjata lengkap untuk menjaganya selama 24 jam dari ancaman para pemburu liar. Pengamanan ekstra VIP tersebut terpaksa diberlakukan lantaran para ilmuwan masih berharap Sudan bisa mempunyai keturunan sehingga spesiesnya bisa terhindar dari kepunahan.


Untuk saat ini saja hanya ada lima sub-spesies dari badak jenis ini di dunia, dua di Amerika Serikat (San Diego Animal Park) sedangkan tiga (Sudan dan dua badak betina) berada di kawasan konservasi OI Pejata Conservacy, Kenya.  Subspesies badak ini termasuk jenis paling langka di dunia yang habis akibat perburuan liar, oleh sebab itu IUCN atau Badan Konservasi Dunia menetapkan status badak ini dengan predikat Critically Endangered. 




Selain dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata lengkap selama 24 jam, Sudan juga dilengkapi dengan radio pemancar, selain itu untuk mengurangi ketertarikan para pemburu memburunya pihak berwenang terpaksa memotong culanya. 


“Satu-satunya alasan membunuh badak adalah untuk diambil culanya. Dengan begini, Sudan bisa lebih aman,” kata Elodie Sampere selaku pengelola konservasi tempat Sudan dijaga.


Perburuan terhadap badak liar untuk diambil culanya merupakan salah satu yang termasif di dunia. Pada tahun 1960, keberadaan badak putih utara di dunia tercatat sekitar 2000 populasi, dan pada jumlahnya terus menurun sampai tinggal 15 individu saja pada tahun 1984. 




Satu cula yang memiliki nilai hingga $75 ribu ini membuat populasi badak jenis ini terus menjadi buruan, bahkan para pemburu pun tak segan-segan melukai mereka yang berusaha melindunginya.