Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Katulampa, bendungan tertua yang ada di Bogor

Katulampa dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "batu yang berwarna hitam". Bendungan rancangan Ir Van Breen ini adalah bendungan tertua yang ada di Bogor. Konon, pembangunan bendungan yang dimulai pada 16 Aprl 1911 dan diresmikan pada 11 Oktober 1912 ini telah menelan biaya hingga 80.000 gulden. Peresmian bendungan ini dilakukan langsung oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu, Alexander Willem Frederick Idenburg. 

foto bendungan katulampa tempo dulu



Bendungan Katulampa sejak pertama kali dibangun digunakan untuk memantau debit air di Sungai Ciliwung, selain itu bendungan ini juga dimanfaatkan sebagai sarana irigasi untuk mengairi lahan pertanian seluas 5000 hektar yang dahulu ada di sisi kiri dan kanan bendungan.  Kalau sudah masuk musim hujan, bendungan ini bisa menampung air hingga debit 630 ribu liter air / detik. 

Dari Katulampa, air di sungai Ciliwung akan dialirkan melalui pintu air ke Kali Baru Timur, saluran irigasi yang dibangun bersamaan dengan bendungan ini. Dari timur Bogor, airnya kemudian mengalir hingga Batavia / Jakarta melalui sisi Jalan Raya Bogor, melalui Cimanggis, Depok, Cilangkap, sebelum akhirnya bermuara di daerah Kali Besar, Tanjung Priok, di utara Jakarta.  

Air yang mengalir dari irigasi Kali Baru Timur ini pada masa lalunya pernah digunakan untuk mengaliri lahan persawahan yang terbentang antara Bogor hingga Jakarta. Sampai dengan tahun 1990, area persawahan yang ada di Bogor dan Jakarta yang teraliri oleh irigasi tesebut masih terbilang cukup luas, yaitu sekitar 2.414 hektar lahan persawahan dan pertanian.

Namun kini, semua lahan persawahan tersebut seperti tidak bersisa, lahan-lahan yang dahulu hijau kini berubah menjadi kawasan pemukiman. Sisa-sisa persawahan yang ada hanyalah kurang dari 70 hektar, itu pun tersebar di sebagian wilayah Bogor dan Cibinong, dan cenderung akan berganti menjadi kawasan pemukiman. 



Karena lahan persawahan yang terus berkurang, fungsi bendungan sebagai irigasi pun menjadi tidak maksimal. Bendungan Katulampa pada saat ini hanya difungsikan sebagai pemantau ketinggian air saja, tapi tidak bisa digunakan untuk mencegah atau mengurangi luapan air yang selalu datang di waktu musim penghujan. Hal itu dikarenakan bendungan ini tidap memiliki kemampuan untu menahan atau membuka tutup pintu air.

Banjir di Batavia


Ketinggian air yang melewati bendungan ini nantinya akan dicatat oleh petugas dan dikirimkan ke bendungan yang ada di Depok dan pintu air Manggarai. Dari catatan tersebut, petugas bisa memperkirakan kapan air akan datang ke Jakarta., dengan demikian masyarakat terdampak bisa mengantisipasi sedini mungkin datangnya banjir.