Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepakbola kematian ala Nazi

Kalah menang dalam pertandigan sepakbola adalah hal yang biasa dan seharusnya bisa diterima dengan sikap sportif. Lain halnya dengan yang terjadi pada masa Perang Dunia II, tim kesebelasan ini harus mengorbankan nyawanya setelah meraih kemenangan telak atas tim Nazi Jerman!.

death match


Tidak terima dengan kekalahan telak dalam pertandingan sebelumnya  yang dilangsungkan 6 Agustus 1942, Kesebelasan Flakelf (bentukan Angkutan Udara Jerman) meminta sebuah pertandingan ulang melawan kesebelasan  FC Start dari Ukraina sebuah negara pendudukan Jerman.

Tiga hari kemudian yaitu tanggal 9 Agustus 1942, kedua tim ini kembali bertemu di Stadion Zenit dengan disaksikan oleh sekitar 2000 penonton. Para pemain FC Start yang saat itu kebanyakan adalah mantan pemain Dynamo Kiev mendapat intimidasi. 


Bahkan panitia pertandingan pun menunjuk seorang perwira SS menjadi wasit, dan memperingatkan para pemain FC Start akan konsekuensi yang bakal diterima jika mereka memenangkan pertandingan. 


Sejak peluit pertama dibunyikan, para pemain Flakelf bermain bak kerasukkan setan, pelanggaran demi pelanggaran terjadi namun dibiarkan wasit meski para pemain Start melayangkan protes. 


Meskipun pertandingan itu berjalan tidak seimbang namun tetap saja FC Start berhasil memenangkan pertandingan dengan skor 5:3  Usai pertandingan, para pemain merayakan kemenangan dengan berpesta vodka. 


Pemerintah pendudukan melarang pemberitaan pertandingan itu, dan memerintahkan penangkapan. Beberapa hari kemudian, polisi rahasia Nazi, Gestapo menangkap enam orang pemain Start di toko roti Degtyarevskaya dan dua orang lagi di tempat lain.


Para pemain yagn ditangkap itu kemudian diinterogasi dan disiksa oleh pihak Nazi. Di antara mereka, beberapa harus menghadapi regu tembak sedangkan yang lain dikirim ke kamp Siratz.  


Para pemain FC Start

Mereka yang harus menghadapi regu tembak itu adalah Ivan Kuzmenko (Striker), Nikola Trusevich (kiper), dan Alexei Klimenko (bek) mereka dituduh dengan tuduhan menghina Nazi lantaran membuang bola yang sudah berada dekat gawang, sedangkan pemain yang lain dibuang ke kamp Siratz.


“Beberapa pemain sepakbola Ukraina ditahan karena punya kaitan dengan lembaga People’s Commissariat for Interior Affairs (NKVD) dan kemudian ditembak sebagai sandera,” tulis Volodymyr Ginda dalam “Beyond the Death Match: Sport under German Occupation between Repression and Integration, 1941-1944”, dimuat di Euphoria and Exhaustion: Modern Sport in Soviet Culture and Society suntingan Sandra Budy dkk. NKVD adalah badan intelijen dalam negeri Uni Soviet.


Pemerintahan Stalin menjadikan pertandingan itu sebagai alat propaganda untuk melawan pendudukan Nazi. Media-media di Soviet memberitakan aksi heroik para pesebakbola Ukraina itu dengan menyebut nya sebagai "Death Match".  


Setelah Perang Dunia II usai, pertandingan ini kemudian terlupakan dalam sejarah perjalanan Stalin. Para pemain yang selamat pun memilih bungkam, tak mau bicara lantaran takut dianggap sebagai kolaborator Jerman. 


Barulah pada tahun 1962, Death Match muncul kembali setelah badan propaganda Soviet mengangkat cerita ini dalam sebuah film layar lebar berjudul Trity Taime. Kelak film ini juga yang menginspirasi Hollywood membuat Escape to Victory (1981) yang dibintangi oleh Michael Caine dan Sylvester Stallone. 


Monumen yang dibangun untuk mengenang tim heorik FC Start

Sebuah monumen didirikan di Kiev untuk mengenang ketangguhan para pemain FC Start. 


Tahun 2005, pemerintah Jerman menyangkal peristiwa itu dan mengatakan tidak pernah ada eksekusi terhadap para pemain.