Hurrem Sultan dan peran pentingnya dalam perjalanan sejarah Ottoman
Haseki Hurrem Sultan yang dikenal sebagai Hurrem adalah salah seorang istri yang sangat dicintai Sultan Suleyman I. Banyak cerita-cerita miring akan sosok perempuan yang berasal dari Crimea ini, namun terlepas dari itu semua, ia ternyata memiliki peranan yang cukup penting dalam perjalanan sejarah kekaisaran Ottoman.
Hurrem sebelumnya adalah seorang budak belian yang dibawa ke istana dan membuat sang raja terpikat dan jatuh hati padanya. Sejak itulah, ia diberi nama Hurrem setelah memeluk Islam dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Berbagai sumber sejarah menyebut bahwa Hurrem merupakan sosok wanita yang sangat cerdas, sholehah dan sangat ceria. Ia juga dikenal sebagai seorang ibu yang sangat peduli dan penuh perhatian, sopan, santun serta memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap seni dan budaya. Di Turki, Hurrem Sultan cukup terkenal karena kemampuannya menciptakan sajak dan puisi dalam bahasa Turki.
Dari hubungannya dengan Sultan Suleiman I, Hurrem melahirkan sembilan orang anak yang terdiri dari tujuh putra dan dua putri. Dari semua anak-anaknya, Selim yang menjadi penerus kekuasaan sang ayah dengan menjadi Sultan Selim II, serta Mihrimah yang akan terus dikenang sebagai sosok perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Ottoman.
Kiprah Hurrem dalam sejarah Ottoman tidak hanya di bidang politik saja, dimana ia sering memberi masukan pada sang suami, tetapi ia juga sangat dikenal sebagai sosok yang sosial terutama dalam bidang pelayanan masyarakat. Hurrem membangun sebuah yayasan amal yang monumental di Istanbul dan juga di kota-kota lainnya.
Masjid Haseki Sultan yang terkenal dirancang dan dibangun pada tahun 1539 oleh Mimar Sinan seorang arsitek terkenal di Turki. Masjid ini kemudian diperpanjang ke arah timur pada awal abad ke-17 yaitu di tahun 1613 oleh Hasan Bey, seorang wali dari yayasan. Pada tahun 1660 bangunan ini sempat rusak oleh sebuah kebakaran dan pada tahun 1894 dan 1918 pernah rusak parah oleh gempa bumi.
Sesuai keinginan dari Hurrem Sultan, di dalam komplek masjid ini dibangun pula beberapa bangunan khusus warga yang membutuhkan, di antaranya madrasah, rumah sakit (Haseki Dar al-Shifa), dan dapur umum (Imaret). Kini, Haseki Dar al-Shifa dijadikan sebagai poliklinik oleh Rumah Sakit Negara Haseki.
Selain membangun bangunan untuk pelayanan masyarakat di Hammam, Haseki Hurrem Sultan juga mendukung penuh yayasan-yayasan keagamaan yang ada di kota-kota lain seperti di Mekkah, Yerussalem, Damaskus, Baghdad, Konya dan Edirne. Selain itu ia pun memberikan uang dalam jumlah yang cukup banyak untuk membantu orang-orang miskin dan membutuhkan.
Sedekah dan melayani masyarakat menjadi ciri khas seorang Hurrem Sultan. Pada tahun 1558 ia meninggal dunia di Istanbul, ia dimakamkan di sebuah makam yang dibangun khusus oleh sang suami Sultan Suleyman I, letaknya di sampng Masjid Suleymania di Istanbul.
Masjid Haseki Sultan yang didesain oleh arsitek terkenal Mimar Sinan tahun 1539 di Istanbul / Photo by Islamic Arts Magazine |
Hurrem sebelumnya adalah seorang budak belian yang dibawa ke istana dan membuat sang raja terpikat dan jatuh hati padanya. Sejak itulah, ia diberi nama Hurrem setelah memeluk Islam dan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Berbagai sumber sejarah menyebut bahwa Hurrem merupakan sosok wanita yang sangat cerdas, sholehah dan sangat ceria. Ia juga dikenal sebagai seorang ibu yang sangat peduli dan penuh perhatian, sopan, santun serta memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap seni dan budaya. Di Turki, Hurrem Sultan cukup terkenal karena kemampuannya menciptakan sajak dan puisi dalam bahasa Turki.
Dari hubungannya dengan Sultan Suleiman I, Hurrem melahirkan sembilan orang anak yang terdiri dari tujuh putra dan dua putri. Dari semua anak-anaknya, Selim yang menjadi penerus kekuasaan sang ayah dengan menjadi Sultan Selim II, serta Mihrimah yang akan terus dikenang sebagai sosok perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Ottoman.
Kiprah Hurrem dalam sejarah Ottoman tidak hanya di bidang politik saja, dimana ia sering memberi masukan pada sang suami, tetapi ia juga sangat dikenal sebagai sosok yang sosial terutama dalam bidang pelayanan masyarakat. Hurrem membangun sebuah yayasan amal yang monumental di Istanbul dan juga di kota-kota lainnya.
Masjid Haseki Sultan yang terkenal dirancang dan dibangun pada tahun 1539 oleh Mimar Sinan seorang arsitek terkenal di Turki. Masjid ini kemudian diperpanjang ke arah timur pada awal abad ke-17 yaitu di tahun 1613 oleh Hasan Bey, seorang wali dari yayasan. Pada tahun 1660 bangunan ini sempat rusak oleh sebuah kebakaran dan pada tahun 1894 dan 1918 pernah rusak parah oleh gempa bumi.
Sesuai keinginan dari Hurrem Sultan, di dalam komplek masjid ini dibangun pula beberapa bangunan khusus warga yang membutuhkan, di antaranya madrasah, rumah sakit (Haseki Dar al-Shifa), dan dapur umum (Imaret). Kini, Haseki Dar al-Shifa dijadikan sebagai poliklinik oleh Rumah Sakit Negara Haseki.
Selain membangun bangunan untuk pelayanan masyarakat di Hammam, Haseki Hurrem Sultan juga mendukung penuh yayasan-yayasan keagamaan yang ada di kota-kota lain seperti di Mekkah, Yerussalem, Damaskus, Baghdad, Konya dan Edirne. Selain itu ia pun memberikan uang dalam jumlah yang cukup banyak untuk membantu orang-orang miskin dan membutuhkan.
Makam Haseki Hürrem Sultan, yang terletak di bagian samping dari Masjid Süleymania Mosque di Istanbul / Photo by Islamic Arts Magazine |
Sedekah dan melayani masyarakat menjadi ciri khas seorang Hurrem Sultan. Pada tahun 1558 ia meninggal dunia di Istanbul, ia dimakamkan di sebuah makam yang dibangun khusus oleh sang suami Sultan Suleyman I, letaknya di sampng Masjid Suleymania di Istanbul.
Interior dalam dari makam Haseki Hürrem Sultan / Photo by Islamic Arts Magazine |