Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mantan Perdana Menteri Malaysia akui negaranya suka tiru Indonesia

Mengapa Malaysia memiliki kebudayaan yang hampir sama dengan Indonesia, ternyata hal tersebut ada hubungannya sikap Malaysia yang dianggap tidak memiliki ide sehingga banyak meniru Indonesia. Hal tersebut terungkap dalam sebuah pernyataan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad. 

Mahathir Mohammad
Mahathir Mohammad




Pernyataan tersebut dilontarkan Mahathir ketika memberikan ceramah umum bertajuk : Malaysia-Indonesia: kini, sekarang dan selamanya di Menara Mega, Jakarta Selatan, Senin 14 April 2014. Menurutnya juga ada sekitar 100 ribu penutur asing yang kini tengah belajar di berbagai institusi di Indonesia.

"Malaysia adalah negara yang suka meniru karena kami tidak punya ide. Oleh sebab itu kami meminjam. Kami tiru Indonesia karena ada sesuatu dengan Indonesia," ujar Mahathir, seperti dilansir Viva.co.id.

Oleh sebab itu, kata dia, tidak heran apabila ada kemungkinan budaya kedua negara yang mirip. 

Namun, dia buru-buru mengklarifikasi dengan menyebut bukan hanya Indonesia saja yang menjadi inspirasi bagi mereka, namun Malaysia juga meniru dari Jepang dan Korea Selatan.

"Kami akan terima yang baik-baik dari Indonesia dan menolak yang buruk. Selain itu kami belajar  dari pengalaman Indonesia dan kami sendiri," kata Mahatir.

Kata Mahathir, jumlah pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia pun tidak sedikit. Kedua arus pergerakan manusia ini saling menguntungkan, karena masing-masing membawa masuk uang.

"Kami  berharap masing-masing kebaikan yang dimiliki dapat saling melengkapi demi kemajuan pembangunan kedua negara," imbuh dia.

Konflik klaim budaya antara Malaysia dengan RI kembali memanas ketika di tahun 2009 lalu, Negeri Jiran itu meluncurkan sebuah iklan yang tayang di saluran televisi luar negeri, Discovery TV. 

Mengambil tajuk "Enigmatic Malaysia", di dalam iklan itu terdapat secuplik tayangan Tari Pendet asal Bali. Hal ini seolah-olah menjelaskan kepada publik internasional bahwa Tari Pendet berasal dari Malaysia.

Kasus ini turut disoroti oleh media internasional, salah satunya media Australia. Harian The Australian menulis artikel dengan judul Malaysia Steals Bali Dance. 

Selain Tari Pendet, Malaysia juga pernah mengklaim lagu Rasasayange, angklung dan Tari Reog asal Ponorogo, Jawa Timur sebagai bagian dari budaya mereka.