Lima hal yang di benci Bung karno dari anak gaul tahun 60a
Gaya anak gaul di Indonesia berubah-ubah. Tahun 2012 - 2013 adalah era anak alay dengan bahasa seperti semungudh untuk semangat, qmuh untuk kamu, akooo untuk aku. Maacih untuk makasih, daboweh untuk tidak boleh dan banyak lagi. Tentu gaya bahasa dan ciri-ciri anak gaul berbeda pada setiap masanya. Tahun 1960an, ada anak gaul era flowers generations. Presiden Soekarno membenci anak gaul kala itu.
Dan bukan tanpa alasan Soekarno membenci mereka. Saat masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno menentang semua hal-hal yang berbau kebarat-baratan. Barat dianggap imperialis.
Karena itu pula Soekarno tak menyukai gaya pemuda dan pemudi yang kebarat-baratan. Soekarno ingin pemuda Indonesia yang kuat dan berjiwa revolusioner.
"Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia," kata Soekarno.
1. Musik ngak ngik ngok
Tahun 1960an demam grup musik The Beatles mewabah di seluruh dunia. Indonesia juga terkena pengaruhnya. Tapi buat Soekarno, The Beatles dianggap hanya meninabobokan pemuda Indonesia lewat syair-syair lagunya yang dianggap hanya berisi cinta dan gaya hidup hippies.
Maka Soekarno pun bertindak keras. Jika ada grup band ketahuan memainkan musik ngak ngik ngok akan disuruh turun panggung. Piringan hitam lagu-lagu Barat sulit masuk Indonesia. Saat itu orang-orang komunis juga ikut membakar piringan hitam The Beatles.
Ketahuan memainkan Lagu Beatles, diancam dengan pasal subversif. Maka banyak pemain band lokal yang sempat ditahan. Koes bersaudara salah satunya. Latar belakang politisnya, saat itu Indonesia sedang bersitegang Inggris yang membentuk negara federasi Malaysia.
Tentu saja Soekarno benci pada The Beatles yang berasal dari Liverpol Inggris.
2. Celana ketat
Masih berhubungan dengan The Beatles. Kala itu bukan hanya lagu The Beatles yang mewabah ke seluruh dunia. Para pemuda juga mencoba mengikuti penampilan ala John Lennon dkk. Termasuk celana ketat dan sepatu hak tinggi. Presiden Soekarno jelas tidak suka. Menurutnya di Indonesia tidak ada tempat untuk Beatles dan Beatlesisme. Maka Soekarno memerintahkan polisi untuk merazia anak muda gaul yang mengenakan celana ketat. Caranya mudah saja. para polisi membawa botol kecap, jika ternyata botol itu tidak bisa masuk ke dalam celana, maka celana dianggap celana ketat.
"Kresss!!" celana pun digunting sampai paha tanpa ampun. Masyarakat yang melihat akan tertawa-tawa melihat pemandangan lucu itu.
3. Rok mini
Walau suka wanita cantik, tapi Soekarno mengaku tidak suka wanita yang mengenakan rok mini di tempat-tempat umum. Sudah sejak sebelum Indonesia merdeka Soekarno lebih menyukai wanita yang berpakaian sopan untuk pasangannya. Hal ini pernah diakuinya pada Fatmawati saat akan menikah. "Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan," kata Soekarno.
Tapi walau tidak suka rok mini, Soekarno tidak pernah memerintahkan polisi menggunting rok wanita seperti jika seorang remaja pria mengenakan celana pendek.
4. Film Amerika
Soekarno sangat menyukai film. Di Surabaya dulu dia akan menabung untuk bisa menonton bioskop. Kadang karena uangnya kurang, Soekarno muda menonton bioskop dari balik layar. Sehingga film yang ditontonnya terbalik-balik. Tapi Soekarno jengkel menonton film Amerika. Dia pernah menonton film berjudul Broken Arrows. Film itu menceritakan kisah percintaan antara perwira kavaleri Amerika dengan seorang gadis Indian. Akhir film ini tragis.
Maka saat bertemu Eric Johnson, pemimpin perusahaan United Artist yang membuat Film itu, Soekarno mempertanyakan kisah tragis dalam film Broken Arrows.
"Kenapa gadis Indian itu harus mati di akhir cerita? Kenapa mereka tidak dijadikan sepasang merpati yang berbahagia? Apakah anda tidak mengira bahwa kami tersinggung oleh kelicikan di layar putih yang terlalu jelas itu. Perbedaan warna kulit yang anda anut membangkitkan perasaan jijik orang Asia! Sampai-sampai anda memperlihatkan kerendahan dari bangsa kulit berwarna," kecam Soekarno.
Jawaban Johnson menyakiti hati Soekarno. "Bisnis film adalah bisnis untuk mencari uang. Orang-orang yang berasal dari bagian Selatan akan memboikot film ini bila orang kulit putih dan gadis kulit coklat akhirnya hidup bahagia," kata Johnson.
Maka Soekarno tahu bahkan dalam film pun ada propaganda Amerika Serikat soal perbedaan ras. Soekarno pun melarang anak-anak muda Indonesia menonton film barat.
5. Rambut berponi
Presiden Soekarno berpendapat kalau penampilan pemuda Indonesia harus mencerminkan adat ketimuran. Dia kesal melihat anak-anak muda yang bergaya rambul ala The Beatles.
Jika mengikuti tren rambut ala The Beatles, maka Soekarno memerintahkan untuk digunting di tempat umum. Lagi-lagi polisi yang kebagian melakukan razia.
Sialnya, polisi akan menggunting rambut para pemuda asal-asalan. Enak saja para pemuda digunduli asal. Hal ini sering menimbulkan kelucuan karena polisi akan langsung menggunting rambut para pemuda yang dianggap melanggar di tempat-tempat umum. Jika ada pemuda yang kena razia, maka masyarakat akan ramai-ramai bersorak dan menertawakan sang korban.
Bagaimana dengan anak-anak muda sekarang ? kondisi sepertinya berbalik ... Gaya mereka sekarang tidak jauh berbeda dengan tingkah dan gaya anak muda di tahun 60an. Siapa yang akan menasehati dan mengajari mereka ?
Dan bukan tanpa alasan Soekarno membenci mereka. Saat masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno menentang semua hal-hal yang berbau kebarat-baratan. Barat dianggap imperialis.
Karena itu pula Soekarno tak menyukai gaya pemuda dan pemudi yang kebarat-baratan. Soekarno ingin pemuda Indonesia yang kuat dan berjiwa revolusioner.
"Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia," kata Soekarno.
1. Musik ngak ngik ngok
Tahun 1960an demam grup musik The Beatles mewabah di seluruh dunia. Indonesia juga terkena pengaruhnya. Tapi buat Soekarno, The Beatles dianggap hanya meninabobokan pemuda Indonesia lewat syair-syair lagunya yang dianggap hanya berisi cinta dan gaya hidup hippies.
"Musik ngak ngik ngok," kecam Soekarno kala itu.
Maka Soekarno pun bertindak keras. Jika ada grup band ketahuan memainkan musik ngak ngik ngok akan disuruh turun panggung. Piringan hitam lagu-lagu Barat sulit masuk Indonesia. Saat itu orang-orang komunis juga ikut membakar piringan hitam The Beatles.
Ketahuan memainkan Lagu Beatles, diancam dengan pasal subversif. Maka banyak pemain band lokal yang sempat ditahan. Koes bersaudara salah satunya. Latar belakang politisnya, saat itu Indonesia sedang bersitegang Inggris yang membentuk negara federasi Malaysia.
Tentu saja Soekarno benci pada The Beatles yang berasal dari Liverpol Inggris.
2. Celana ketat
Masih berhubungan dengan The Beatles. Kala itu bukan hanya lagu The Beatles yang mewabah ke seluruh dunia. Para pemuda juga mencoba mengikuti penampilan ala John Lennon dkk. Termasuk celana ketat dan sepatu hak tinggi. Presiden Soekarno jelas tidak suka. Menurutnya di Indonesia tidak ada tempat untuk Beatles dan Beatlesisme. Maka Soekarno memerintahkan polisi untuk merazia anak muda gaul yang mengenakan celana ketat. Caranya mudah saja. para polisi membawa botol kecap, jika ternyata botol itu tidak bisa masuk ke dalam celana, maka celana dianggap celana ketat.
"Kresss!!" celana pun digunting sampai paha tanpa ampun. Masyarakat yang melihat akan tertawa-tawa melihat pemandangan lucu itu.
3. Rok mini
Walau suka wanita cantik, tapi Soekarno mengaku tidak suka wanita yang mengenakan rok mini di tempat-tempat umum. Sudah sejak sebelum Indonesia merdeka Soekarno lebih menyukai wanita yang berpakaian sopan untuk pasangannya. Hal ini pernah diakuinya pada Fatmawati saat akan menikah. "Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan," kata Soekarno.
Tapi walau tidak suka rok mini, Soekarno tidak pernah memerintahkan polisi menggunting rok wanita seperti jika seorang remaja pria mengenakan celana pendek.
4. Film Amerika
Soekarno sangat menyukai film. Di Surabaya dulu dia akan menabung untuk bisa menonton bioskop. Kadang karena uangnya kurang, Soekarno muda menonton bioskop dari balik layar. Sehingga film yang ditontonnya terbalik-balik. Tapi Soekarno jengkel menonton film Amerika. Dia pernah menonton film berjudul Broken Arrows. Film itu menceritakan kisah percintaan antara perwira kavaleri Amerika dengan seorang gadis Indian. Akhir film ini tragis.
Maka saat bertemu Eric Johnson, pemimpin perusahaan United Artist yang membuat Film itu, Soekarno mempertanyakan kisah tragis dalam film Broken Arrows.
"Kenapa gadis Indian itu harus mati di akhir cerita? Kenapa mereka tidak dijadikan sepasang merpati yang berbahagia? Apakah anda tidak mengira bahwa kami tersinggung oleh kelicikan di layar putih yang terlalu jelas itu. Perbedaan warna kulit yang anda anut membangkitkan perasaan jijik orang Asia! Sampai-sampai anda memperlihatkan kerendahan dari bangsa kulit berwarna," kecam Soekarno.
Jawaban Johnson menyakiti hati Soekarno. "Bisnis film adalah bisnis untuk mencari uang. Orang-orang yang berasal dari bagian Selatan akan memboikot film ini bila orang kulit putih dan gadis kulit coklat akhirnya hidup bahagia," kata Johnson.
Maka Soekarno tahu bahkan dalam film pun ada propaganda Amerika Serikat soal perbedaan ras. Soekarno pun melarang anak-anak muda Indonesia menonton film barat.
5. Rambut berponi
Presiden Soekarno berpendapat kalau penampilan pemuda Indonesia harus mencerminkan adat ketimuran. Dia kesal melihat anak-anak muda yang bergaya rambul ala The Beatles.
Jika mengikuti tren rambut ala The Beatles, maka Soekarno memerintahkan untuk digunting di tempat umum. Lagi-lagi polisi yang kebagian melakukan razia.
Sialnya, polisi akan menggunting rambut para pemuda asal-asalan. Enak saja para pemuda digunduli asal. Hal ini sering menimbulkan kelucuan karena polisi akan langsung menggunting rambut para pemuda yang dianggap melanggar di tempat-tempat umum. Jika ada pemuda yang kena razia, maka masyarakat akan ramai-ramai bersorak dan menertawakan sang korban.
Bagaimana dengan anak-anak muda sekarang ? kondisi sepertinya berbalik ... Gaya mereka sekarang tidak jauh berbeda dengan tingkah dan gaya anak muda di tahun 60an. Siapa yang akan menasehati dan mengajari mereka ?