Sejarah besar KOPASSUS dalam kasus pembajakan DC WOYLA
Overview singkat dari Wikipedia :
Garuda Indonesia Penerbangan 206 adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan pada 28 Maret 1981. Penerbangan dengan pesawat DC-9 "Woyla" tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang penumpang.
Di udara, dua penumpang bangkit dari tempat duduk mereka, satu menuju ke kokpit dan satu lagi berdiri di gang. Pada pukul 10.10 pesawat tersebut dikuasai oleh 5 pembajak, semuanya bersenjata. Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia.
Para teroris mengaku berasal dari kelompok Komando Jihad. Untuk menangani hal ini, Indonesia belum memiliki pengalaman. Kelompok khusus militer Indonesia yang baru dibentuk saat itu, Kophasanda, meminjam sebuah pesawat DC-9 untuk mempelajari situasi.
Woyla meninggalkan Malaysia setelah isi bahan bakar, menuju ke Don Muang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia boleh turun di Malaysia. Para teroris telah membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah US$ 1,5 juta. Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan, untuk terbang ke tujuan yang rahasia. Mereka memasang bom di pesawat Woyla.
Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kophasanda meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10, mengenakan pakaian sipil. Pemimpin CIA di Thailand memberi pinjaman jaket anti peluru dan alat-alat untuk membantu mereka.
Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Rencananya agar tim merah dan tim biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua akan masuk ketika kode diberikan. Pada 02.43, tim Thailand juga masuk, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan tim hijau terlebih dahulu, menemukan seorang teroris berjaga di belakang. Teroris tersebut menembak, mengenai salah seorang anggota tim di bagian perut yang tidak terlindungi. Pembajak tersebut kemudian bunuh diri. Tim biru dan tim merah masuk, menembak 2 teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang pembajak dengan granat tangan juga keluar dan mencoba melemparkannya. Tapi penumpang lain menunjuk kepadanya dan anggota tim menembaknya sebelum keluar. Teroris terakhir dibunuh di luar pesawat.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot yang ditembak teroris dalam serangan tersebut.
Sumber lain mengutarakan :
Awal mula terbentuknya Satuan 81 Penanggulangan Terror Kopassus
28 Maret 1981
Tanggal 28 maret 1981,Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-206 "Woyla" tujuan Medan,Sumatra Utara berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi dan melakukan transit di Palembang. Pesawat berjenis McDonnell Douglas DC-9 itu dijadwalkan tiba di medan pada pukul 10.55 waktu indonesia barat.
Beberapa saat setelah mengudara dari Palembang,2 orang penumpang secara tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya,1 orang langsung bergegas menuju kokpit dan 1 lagi berdiri sambil mengeluarkan senjatanya dan mengacam para penumpang untuk tidak berbuat macam-macam. Sang pembajak yg berada di kokpit segera mengeluarkan senjatanya dan mengancam sang pilot untuk mengarahkan pesawat tsb menuju Kolombo,sri lanka. Tapi karena bahan bakar yg tidak mencukupi, maka sang pilot terpaksa mengarahkan pesawatnya ke Penang , Malaysia.
Setelah dilakukan penyelidikan para pembajak ini berasal dari kelompok yg menamakan dirinya Jihad Commando Group, sebuah Kelompok Islam garis keras yang bertanggung jawab atas aksi-aksi penyerbuan ke kantor polisi dan berbagai aksi sabotase di indonesia antara tahun 1977 sampai 1981. Pada saat itu juga pemerintah indonesia segera memberlakukan keadaan darurat,karena sebelumnya Indonesia belom pernah mengalami aksi pembajakan yg serius sejak kasus pada tahun 1974 saat seorang marinir yg sedang mengalami depresi membajak sebuah penerbangan domestik.
Sore itu juga dibentuklah Sebuah Grup dari Kopassus (namanya dulu Kopahasanda) dan disiapkan juga sebuah peswat DC-9 dari Garuda yang akan digunakan untuk latihan pembebasan sandera
Setelah Woyla meninggalkan Penang, pesawat tsb menuju bandara udara internasional Don Muang, Bangkok. Seorang sandera wanita diperbolehkan turun di malaysia. Para pembajak mengajukan tuntutan: 1. Pembebasan Pimpinan kelompok Komando Jihad yg dipenjara pemerintah, uang sebesar 1.5 Juta Dollar AS dan sebuah pesawat untuk melarikan diri, mereka juga mengancam akan meledakan bom jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka.
Keadaan menjadi semakin sulit untuk Komandan Pasukan komando kopassus, dia memperkirakan para pembajak ini akan menerbangkan woyla ke sebuah kota di daerah Timur tengah (Middle East), belum lagi baru saja ada telepon dari Dubes Amerika Serikat yg dan mengatakan bahwa ia mempercayakan keselamatan para penumpang Amerika serikat yg berada di dalam "Woyla" kepadanya. Keesokan pada tanggal 29 maret 1981 ,pukul 9 malam WIB, 35 anggota pasukan Komando Kopassus berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat DC-10 Garuda dengan mengenakan pakaian warga sipil.
Pada saat itu pemerintahan Thailand sebenarnya kurang setuju dengan pengiriman pasukan komando kopassus ini, karena mereka lebih memilih untuk melakukan negosiasi daripada pendekatan militer. Namun pada akhirnya pemerintah thailand mengijinkan operasi ini dijalankan karena desakan dari pemerintah indonesia dan berhubung semua teroris yang membajak pesawat tersebut juga berkewarganegaraan indonesia. Sebelum operasi dilaksanakan pimpinan CIA di Thailand memberikan pinjaman Flak Jacket, Alat pendobrak serta beberapa Sub machine gun jenis MP-5
31 Maret 1981
02.30: Pagi-pagi buta, ditengah kegelapan sekitar 500 meter dari dari woyla pasukan komando kopassus yg dibagi menjadi 3 grup (Biru,merah dan hijau) berjalan mengendap-endap menuju pesawat, tim biru dan merah akan menyerbu dari pintu darurat yg terletak di sayap pesawat dan tim hijau akan menyerbu dari pintu samping dalam saat yg bersamaan setelah kode "go" diberikan
02.43: Pasukan komando Thailand bergerak mengamankan daerah sekitar landasan untuk mencegah kemungkinan adanya para pembajak melarikan diri
02.45: Kode "go" diberikan tim hijau menerobos dan masuk terlebih dahulu untuk memastikan apakah ada pembajak yg menjaga pintu akan dimasuki tim biru dan merah. Seorang pembajak kemudian melepaskan tembakan ke salah satu anggota pasukan komando kopassus dan mengenai bagian yg tidak dilindungi oleh kelvar, akhirnya teroris tsb menembak dirinya sendiri. Anggota tim hijau yg lain segera menyerbu masuk dan melepaskan tembakan, saat itu jg secara bersamaan tim biru dan merah masuk menyerbu ke dalam pesawat, dengan cepat beberapa orang pembajak berhasil dilumpuhkan, kemudian pimpinan pasukan komando kopassus segera berteriak kepada para sandera untuk segera berlari keluar dari pesawat.
Keadaan berubah menjadi tegang ketika seorang pembajak berlari sambil membawa granat dan mencoba melemparkanya, hal ini berhasil dicegah oleh keberanian seorang penumpang yg segera menjatuhkan pembajak tsb, saat itu jg seorang anggota pasukan kopassus sgera menembak pembajak tersebut. Situasi segera dapat diambil alih oleh pasukan komando kopassus, seluruh pembajak tewas ditempat dan tidak satupun sandera yg tewas
02.55: Seluruh area pesawat berhasil diamankan oleh pasukan komando kopassus , Ambulans dan paramedik berdatangan dan bergegas menolong pilot woyla yg secara tidak sengaja tertembak oleh salah satu pembajak saat penyerbuan (raid) dilaksanakan. Bandara udara internasional Don Muang menjadi ramai oleh para jurnalis dari wartawan yang kebayakan berasal dari Amerika serikat, Jepang, Australia, Jerman barat, Perancis, Singapura dan Indonesia yg ingin mengetahui apa yg sebenarnya terjadi di pesawat.
Everything goes well
Keesokan harinya Dunia terkejut dengan kemampuan pasukan komando Indonesia, Asian Wall street Journal dan Majalah-majalah serta surat kabar di eropa barat dan Amerika serikat memuji kehebatan dan ketenangan pasukan komando kopassus dalam melaksanakan tugasnya. Hari ini pasukan komando kopassus yg bernama Den 81 ini lebih dikenal dgn nama Sat 81 Gultor (Penanggulangan Terror)/ Grup 5 Kopassus, masih merupakan salah satu pasukan anti-terror yg paling disegani di kawasan asia tenggara.
Garuda Indonesia Penerbangan 206 adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan pada 28 Maret 1981. Penerbangan dengan pesawat DC-9 "Woyla" tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang penumpang.
Di udara, dua penumpang bangkit dari tempat duduk mereka, satu menuju ke kokpit dan satu lagi berdiri di gang. Pada pukul 10.10 pesawat tersebut dikuasai oleh 5 pembajak, semuanya bersenjata. Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia.
Para teroris mengaku berasal dari kelompok Komando Jihad. Untuk menangani hal ini, Indonesia belum memiliki pengalaman. Kelompok khusus militer Indonesia yang baru dibentuk saat itu, Kophasanda, meminjam sebuah pesawat DC-9 untuk mempelajari situasi.
Woyla meninggalkan Malaysia setelah isi bahan bakar, menuju ke Don Muang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia boleh turun di Malaysia. Para teroris telah membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah US$ 1,5 juta. Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan, untuk terbang ke tujuan yang rahasia. Mereka memasang bom di pesawat Woyla.
Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kophasanda meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10, mengenakan pakaian sipil. Pemimpin CIA di Thailand memberi pinjaman jaket anti peluru dan alat-alat untuk membantu mereka.
Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Rencananya agar tim merah dan tim biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua akan masuk ketika kode diberikan. Pada 02.43, tim Thailand juga masuk, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan tim hijau terlebih dahulu, menemukan seorang teroris berjaga di belakang. Teroris tersebut menembak, mengenai salah seorang anggota tim di bagian perut yang tidak terlindungi. Pembajak tersebut kemudian bunuh diri. Tim biru dan tim merah masuk, menembak 2 teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang pembajak dengan granat tangan juga keluar dan mencoba melemparkannya. Tapi penumpang lain menunjuk kepadanya dan anggota tim menembaknya sebelum keluar. Teroris terakhir dibunuh di luar pesawat.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot yang ditembak teroris dalam serangan tersebut.
Sumber lain mengutarakan :
Awal mula terbentuknya Satuan 81 Penanggulangan Terror Kopassus
28 Maret 1981
Tanggal 28 maret 1981,Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-206 "Woyla" tujuan Medan,Sumatra Utara berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi dan melakukan transit di Palembang. Pesawat berjenis McDonnell Douglas DC-9 itu dijadwalkan tiba di medan pada pukul 10.55 waktu indonesia barat.
Beberapa saat setelah mengudara dari Palembang,2 orang penumpang secara tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya,1 orang langsung bergegas menuju kokpit dan 1 lagi berdiri sambil mengeluarkan senjatanya dan mengacam para penumpang untuk tidak berbuat macam-macam. Sang pembajak yg berada di kokpit segera mengeluarkan senjatanya dan mengancam sang pilot untuk mengarahkan pesawat tsb menuju Kolombo,sri lanka. Tapi karena bahan bakar yg tidak mencukupi, maka sang pilot terpaksa mengarahkan pesawatnya ke Penang , Malaysia.
Setelah dilakukan penyelidikan para pembajak ini berasal dari kelompok yg menamakan dirinya Jihad Commando Group, sebuah Kelompok Islam garis keras yang bertanggung jawab atas aksi-aksi penyerbuan ke kantor polisi dan berbagai aksi sabotase di indonesia antara tahun 1977 sampai 1981. Pada saat itu juga pemerintah indonesia segera memberlakukan keadaan darurat,karena sebelumnya Indonesia belom pernah mengalami aksi pembajakan yg serius sejak kasus pada tahun 1974 saat seorang marinir yg sedang mengalami depresi membajak sebuah penerbangan domestik.
Sore itu juga dibentuklah Sebuah Grup dari Kopassus (namanya dulu Kopahasanda) dan disiapkan juga sebuah peswat DC-9 dari Garuda yang akan digunakan untuk latihan pembebasan sandera
Setelah Woyla meninggalkan Penang, pesawat tsb menuju bandara udara internasional Don Muang, Bangkok. Seorang sandera wanita diperbolehkan turun di malaysia. Para pembajak mengajukan tuntutan: 1. Pembebasan Pimpinan kelompok Komando Jihad yg dipenjara pemerintah, uang sebesar 1.5 Juta Dollar AS dan sebuah pesawat untuk melarikan diri, mereka juga mengancam akan meledakan bom jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka.
Keadaan menjadi semakin sulit untuk Komandan Pasukan komando kopassus, dia memperkirakan para pembajak ini akan menerbangkan woyla ke sebuah kota di daerah Timur tengah (Middle East), belum lagi baru saja ada telepon dari Dubes Amerika Serikat yg dan mengatakan bahwa ia mempercayakan keselamatan para penumpang Amerika serikat yg berada di dalam "Woyla" kepadanya. Keesokan pada tanggal 29 maret 1981 ,pukul 9 malam WIB, 35 anggota pasukan Komando Kopassus berangkat dari Jakarta menggunakan pesawat DC-10 Garuda dengan mengenakan pakaian warga sipil.
Pada saat itu pemerintahan Thailand sebenarnya kurang setuju dengan pengiriman pasukan komando kopassus ini, karena mereka lebih memilih untuk melakukan negosiasi daripada pendekatan militer. Namun pada akhirnya pemerintah thailand mengijinkan operasi ini dijalankan karena desakan dari pemerintah indonesia dan berhubung semua teroris yang membajak pesawat tersebut juga berkewarganegaraan indonesia. Sebelum operasi dilaksanakan pimpinan CIA di Thailand memberikan pinjaman Flak Jacket, Alat pendobrak serta beberapa Sub machine gun jenis MP-5
31 Maret 1981
02.30: Pagi-pagi buta, ditengah kegelapan sekitar 500 meter dari dari woyla pasukan komando kopassus yg dibagi menjadi 3 grup (Biru,merah dan hijau) berjalan mengendap-endap menuju pesawat, tim biru dan merah akan menyerbu dari pintu darurat yg terletak di sayap pesawat dan tim hijau akan menyerbu dari pintu samping dalam saat yg bersamaan setelah kode "go" diberikan
02.43: Pasukan komando Thailand bergerak mengamankan daerah sekitar landasan untuk mencegah kemungkinan adanya para pembajak melarikan diri
02.45: Kode "go" diberikan tim hijau menerobos dan masuk terlebih dahulu untuk memastikan apakah ada pembajak yg menjaga pintu akan dimasuki tim biru dan merah. Seorang pembajak kemudian melepaskan tembakan ke salah satu anggota pasukan komando kopassus dan mengenai bagian yg tidak dilindungi oleh kelvar, akhirnya teroris tsb menembak dirinya sendiri. Anggota tim hijau yg lain segera menyerbu masuk dan melepaskan tembakan, saat itu jg secara bersamaan tim biru dan merah masuk menyerbu ke dalam pesawat, dengan cepat beberapa orang pembajak berhasil dilumpuhkan, kemudian pimpinan pasukan komando kopassus segera berteriak kepada para sandera untuk segera berlari keluar dari pesawat.
Keadaan berubah menjadi tegang ketika seorang pembajak berlari sambil membawa granat dan mencoba melemparkanya, hal ini berhasil dicegah oleh keberanian seorang penumpang yg segera menjatuhkan pembajak tsb, saat itu jg seorang anggota pasukan kopassus sgera menembak pembajak tersebut. Situasi segera dapat diambil alih oleh pasukan komando kopassus, seluruh pembajak tewas ditempat dan tidak satupun sandera yg tewas
02.55: Seluruh area pesawat berhasil diamankan oleh pasukan komando kopassus , Ambulans dan paramedik berdatangan dan bergegas menolong pilot woyla yg secara tidak sengaja tertembak oleh salah satu pembajak saat penyerbuan (raid) dilaksanakan. Bandara udara internasional Don Muang menjadi ramai oleh para jurnalis dari wartawan yang kebayakan berasal dari Amerika serikat, Jepang, Australia, Jerman barat, Perancis, Singapura dan Indonesia yg ingin mengetahui apa yg sebenarnya terjadi di pesawat.
Everything goes well
Keesokan harinya Dunia terkejut dengan kemampuan pasukan komando Indonesia, Asian Wall street Journal dan Majalah-majalah serta surat kabar di eropa barat dan Amerika serikat memuji kehebatan dan ketenangan pasukan komando kopassus dalam melaksanakan tugasnya. Hari ini pasukan komando kopassus yg bernama Den 81 ini lebih dikenal dgn nama Sat 81 Gultor (Penanggulangan Terror)/ Grup 5 Kopassus, masih merupakan salah satu pasukan anti-terror yg paling disegani di kawasan asia tenggara.