Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bung Karno dan kegemarannya berpidato

Siapa yang tidak kenal Bung Karno sang orator ulung yang pernah menjadi RI 1 di masa kemerdekaan Republik Indonesia. Bakat Bung Karno yang handal berpidato ternyata sudah nampak sejak masih berusia muda. Ketajaman pikirannya yang membuat pidatonya selalu berisikan hal-hal baru yang terkadang belum pernah terpikirkan oleh orang lain. Karena alasan itu pula, setiap kali Bung Karno berpidato akan selalu menyedot perhatian banyak orang. 




Bakatnya yang luar biasa itu didukung oleh kegemarannya berpidato, bahkan ketika muncul dorongan untuk berpidato, Soekarno bisa berpidato di sembarang tempat. Pernah terjadi di suatu malam, seluruh pelajar yang sedang kos di rumah H.O.S Tjokroaminoto menjulurkan kepala mereka ke dalam kamar Bung Karno lantaran mendengar teriakan Bung Karno yang sedang berorasi bak kerasukan setan sambil berdiri di atas sebuah bangku kecil reyot yang ada di sana. 

Kisah tersebut pernah dituturkan oleh kakak kandung Bung Karno, Sukarmini atau biasa dipanggil ibu Wardoyo dalam wawancaranya dengan seorang jurnalis, S. Saiful Rahman. Wawancara tersebut kemudian dirilis dalam Bung Karno Masa Muda.

Selain kehebatan dalam berpidato, Bung Karno juga ternyata tidak memiliki rasa takut dan tidak kenal resiko. Berkat kepiawaiannya berpidato itulah, Bung Karno pun menjadi cukup terkenal di kalangan tentara bangsa penjajah. Bagaimana tidak, setiap kali Bung Karno mulai dengan pidatonya, saat itu juga para tentara Belanda sudah berjaga-jaga di sekitarnya untuk mencoba menghentikan pidato lalu menahannya.

Bahkan pernah pada suatu ketika, Bung Karno melihat banyaknya tentara Belanda di sekitar mimbarnya berpidato. Dalam pidatonya tersebut, Bung Karno pun mengatakan bahwa dirinya telah tahu kalau para tentara itu diperintahkan untuk menangkapnya jika ia mengecam politik penjajahan Belanda. Walau begitu, tanpa rasa takut Bung Karno tetap melancarkan kecaman-kecaman pedas pada penjajah dalam pidatonya tersebut. Alhasil, para tentara Belanda pun segera meringkusnya sebelumnya pidatonya selesai.
Karena pidatonya juga, Bung Karno sudah beberapa kali keluar masuk penjara.


Baru saja bebas dari ruang tahanan akibat pidatonya, beliau sudah harus berurusan lagi dengan polisi Belanda lantaran berpidato lagi. Mereka para penjajah akan selalu menangkap Bung Karno jika dalam pidatonya mengecam politik kolonialis Belanda, sedangkan Bung Karno merasa mengemban tugas untuk terus-terusan mengecam politik mereka dalam setiap pidatonya. Alhasil antara Bung Karno dan tentara Belanda pun menjadi main kucing-kucingan mirip Tom and Jerry. [baca: Cerita dibalik kepopuleranTom and Jerry

Bukan itu saja, kegemaran Bung Karno berpidato pun sempat menimbulkan kejadian konyol. Saat itu, ketika Bung Karno sedang tidak melakukan kegiatan politiknya guna memenuhi permintaan gurunya agar lebih fokus dalam pelajarannya di sekolah, terjadi peristiwa yang cukup mendebarkan. 

Peristiwa tersebut terjadi di rumah Inggit di Bandung, tempat ia berindekos. Pada suatu malam, ketika muncul dorongan untuk berpidato. Sambil membayangkan berdiri di hadapan puluhan ribu massa yang bersorak sorai, Bung Karno berdiri di atas tempat tidur di sebelah temannya yang bernama Djoko Asmo. Saking semangatnya berpidato, temannya itu terbangun tapi lalu tertidur kembali. Sampai lebih dari pukul dua tengah malam, Bung Karno berpidato sendirian dengan berapi-api ditemani Djoko Asmo yang asyik tenggelam dalam mimpinya sendiri. 

Karena terbakar oleh semangat pidatonya yang menyala-nyala, Bung Karno pun jatuh tertidur karena kelelahan. Tapi tidak berapa lama kemudian, keduanya mendadak terbangun lantaran merasa sulit bernafas lantaran ruangan mereka telah dipenuhi oleh asap. Rupanya, semalam Bung Karno lupa mematikan lampu teploknya, sehingga lampu yang terus menyala itu pun membakar bagian bawah kelambu dan membuat terbakar sebagian.

Baca juga: 

Ketika suara Bung Karno tak lagi didengar